Polisi Kirim 1.200 Personel di Sorong, Fakfak, dan Manokwari

CNN Indonesia
Jumat, 23 Agu 2019 03:25 WIB
Mabes Polri tidak bisa memprediksi segala hal yang mungkin terjadi, namun jauh lebih baik langkah antisipasi dini dilakukan.
Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan pihaknya menempatkan 1.200 personel di Sorong, Fakfak, dan Manokwari, Papua Barat (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polri menempatkan sedikitnya 1.200 personel khusus untuk mengantisipasi konflik di daerah Sorong, Fakfak, dan Manokwari, Papua Barat. Polri tetap ingin menjaga kondisi meski gelombang aksi massa sudah berangsur reda.

Hal itu diutarakan Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di kantornya, Jakarta, Kamis (22/8).

"Sudah 12 SSK atau kurang lebih 1200 pasukan di sana dalam rangka melakukan penguatan terhadap penguatan di sana," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Kamis (22/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep tidak menyebut masih ada potensi konflik terjadi di Sorong, Fakfak, dan Manokwari. Dia hanya mengatakan bahwa ribuan personel itu ditempatkan untuk menerbitkan rasa tenang di benak masyarakat setempat.
"Harapannya dengan perkuatan ini juga situasi di sana sehingga masyarakat tenang," ujarnya.

Asep lalu menegaskan bahwa Polri tidak ingin menganggap enteng situasi keamanan di Papua Barat dan Papua. Dia memang tidak menyebut seberapa besar konflik bisa terjadi.

Asep menyebut pihaknya tidak memprediksi segala hal. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika antisipasi dilakukan.

"Kami tidak boleh underestimate, tapi dalam kondisi overestimate. Artinya ada hal yang tidak bisa dan bisa kami prediksi, langkah yang tepat adalah dalam pemikiran menjaga (situasi di Papua)," tuturnya.
Sebelumnya, aksi protes terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat sejak Senin (19/8). Mereka tidak terima ketika mahasiswa asal Papua mendapat perlakuan kurang mengenakkan di Surabaya dan Malang, Jawa Timur pada Jumat (16/8).

Aksi turun ke jalan lalu dilakukan. Masyarakat Manokwari, Sorong, dan Jayapura melancarkan aksi protes. Sejumlah mobil dan bangunan rusak.

Gelombang aksi protes belum sepenuhnya berhenti. Masyarakat Mimika dan Fakfak masih berunjuk rasa pada Rabu (21/8).

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengamini bahwa sejumlah aksi protes di Papua merupakan buntut peristiwa di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Itu diperparah oleh hoaks yang beredar di media sosial.
"Kita sudah tahu bahwa hari ini ada kejadian di Manokwari. Ada aksi anarkis dan juga ada pemukulan massa. Ini dipicu karena kejadian di Jatim khususnya di Surabaya dan Malang. Ini tentu kita sesalkan," kata Tito, saat ditemui RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (19/8).

Sejauh ini, Polri telah menetapkan 34 tersangka dalam kerusuhan yang terjadi di Timika, Papua. Dari jumlah tersebut, 13 di antaranya diduga anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

"34 orang sudah kita tetapkan sebagai tersangka," Kapolres Mimika AKBP Agung Marlinato saat dikonfirmasi, Kamis (22/8).
[Gambas:Video CNN] (bmw/dis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER