Staf Setkab Enggan Usut Korupsi Polri dan Jaksa Jika di KPK

CNN Indonesia
Kamis, 29 Agu 2019 17:23 WIB
Salah satu capim KPK Roby Arya Brata mengatakan konflik yang pernah terjadi antara KPK dan Polri karena KPK berwenang mengusut korupsi di korps bhayangkara.
Kandidat calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Robby Arya Brata. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) Roby Arya Brata menegaskan tak mau mengusut kasus dugaan korupsi yang terjadi di Polri maupun Kejaksaan jika terpilih menjadi pimpinan KPK periode 2019-2024.

Roby menyebut kewenangan mengusut dugaan korupsi di lembaga penegak hukum lain adalah salah satu pangkal konflik atau friksi di internal KPK.

"Kalau saya ke depan, KPK enggak punya lagi kewenangan untuk menyidik korupsi di kepolisian dan kejaksaan, tidak lagi, tidak lagi," kata Roby saat uji publik Capim KPK, di Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta, Kamis (29/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roby yang juga Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Penanaman Modal, dan Badan Usaha pada Kedeputian Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet (Setkab) menegaskan langkah pertama yang dirinya lakukan adalah mendorong revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

"Ada kesalahan di UU itu. Kesalahannya karena KPK punya kewenangan untuk menyidik korupsi di kepolisian dan kejaksaan," ujarnya.

Roby menyatakan konflik KPK dengan Polri yang dikenal dengan istilah 'Cicak vs Buaya', mulai dari konflik pertama, kedua, sampai ketiga, terjadi karena lembaga antikorupsi mengusut dugaan korupsi di Korps Bhayangkara.

Untuk mencegah terulang Roby berpendapat agar kasus korupsi di Polri maupun Kejaksaan diserahkan kepada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) maupun Komisi Kejaksaan (Komjak).

Sikap Roby, berikan kewenangan kepada Kompolnas maupun Komjak untuk menyelidiki kasus korupsi di Polri dan Kejaksaan.

"Kalau KPK tidak punya kewenangan, akan harmonis itu lembaga," tuturnya.

[Gambas:Video CNN] (fra/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER