Massa Pendukung Pansel Capim KPK Tak Tahu Isi dan Tujuan Demo

CNN Indonesia
Jumat, 30 Agu 2019 19:00 WIB
Beberapa orang dari massa yang mendukung Pansel Capim KPK mengaku hanya diajak berunjuk rasa tanpa tahu isi aspirasi yang disuarakan.
Massa pendukung Pansel Capim KPK mengaku tidak tahu substansi yang disuarakan dalam aksi di depan KPK (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seratusan orang dan tiga mobil komando mendatangi halaman Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, sekitar pukul 15.00 WIB Jumat (30/8).

Mereka membawa poster-poster bertuliskan dukungan kepada Panitia Seleksi Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK). Ada juga poster yang bertuliskan 'Bubarkan WP (Wadah Pegawai) KPK'.

Pantauan CNNIndonesia.com, massa aksi yang membawa poster dukungan kepada Pansel Capim KPK itu terdiri dari beragam usia. Mulai dari remaja hingga dewasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdengar suara dari mobil komando, orator meminta agar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan WP KPK agar tidak mengintervensi proses seleksi Capim KPK yang tengah dilakukan oleh Pansel.

"Hentikan intervensi Pansel Capim KPK," teriak salah satu orator.
Saat sang orator meneriakkan tuntutannya, terlihat massa aksi mengangkat poster-poster yang mereka bawa. Salah satunya seorang ibu paruh baya yang enggan disebutkan namanya. Saat ditanyakan substansi aksi tersebut dan tuntutannya, ia mengaku tidak paham.

"Saya cuma ikutan aja, diajakin abisnya tadi," kata seorang ibu-ibu yang ikut aksi tolak intervensi terhadap Pansel KPK.

Aksi di luar pun terus berlanjut. Bahkan, sejumlah massa mendadak memaksa masuk ke dalam pelataran Gedung Merah Putih ketika orator sedang berorasi.

Sejumlah personel polisi mencoba menghalau massa agar tak masuk ke dalam pelataran. Para peserta aksi ini juga sempat mengguncang-guncangkan pagar Gedung Merah Putih KPK.

"Bubarkan WP (Wadah Pegawai) KPK," seru salah seorang orator.

"Kami menduga ada upaya mengkambinghitamkan orang lain dan parahnya mengintervensi Pansel KPK supaya mengikuti kemauan mereka," ucap kata salah satu orator.
Suasana lalu berangsur kondusif. Massa aksi mulai beristirahat. Massa yang tadinya berjumlah ratusan juga mulai berkurang.

Meski demikian, orator di atas mobil komando tetap meneriakkan tuntutannya.

CNNIndonesia.com menghampiri salah satu massa aksi yang tengah beristirahat. Ia masih berusia belasan tahun. Saat ditanya substansi tuntutan dan alasan mereka ikut berunjuk rasa, bocah asal Kemayoran Jakarta Pusat itu mengaku tidak tahu.

"Cuma diajak, Bang, ikutan aja," kata dia singkat.

Diketahui, ada dua kelompok yang menggelar aksi di depan gedung KPK. Mereka berasal dari kelompok dengan aspirasi yang berlawanan.

Kelompok pertama adalah mendukung Pansel Capim KPK menjalankan tugasnya mencari pimpinan KPK untuk periode mendatang.
Kelompok kedua adalah mereka yang menuntut Jokowi agar mencoret nama Capim KPK dengan rekam jejak bermasalah.

Kelompok kedua ini berasal dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI),  Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, BEM Seluruh Indonesia, hingga Greenpeace.

Dalam aksinya, massa memegang sejumlah poster yang berisi tuntutan serta memakai ikat kepala berwarna hitam. Menurut Wana Alamsyah, salah satu anggota dari Indonesia Corruption Watch mengatakan bahwa tali hitam digunakan sebagai tanda wujud rasa duka atas adanya dugaan pelemahan lembaga antirasuah di Indonesia.

"Di kening teman-teman itu menandakan perlawanan terhadap adanya upaya pelemahan pemberantasan korupsi di Indonesia," ujarnya dalam orasi.

Sementara perwakilan Greenpeace, Ary mengatakan proses seleksi capim KPK saat ini tidak transparan.

Tak mau kalah, Sejumlah mahasiswa juga datang dan menyuarakan tuntutannya di depan ratusan massa yang berkerumun.

Manik Marganamahendra, perwakilan BEM UI mengatakan alasan kedatangannya dalam aksi ini didasari atas kekhawatirannya apabila KPK dipimpin oleh pemimpin yang memiliki rekam jejak buruk.

"Kami mengkhawatirkan apabila ada diantara calon pimpinan KPK ini yang terlibat atau memiliki conflict of interest oleh karenanya yang ingin kami kawal adalah supaya 20 capim ini bisa terseleksi lagi," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Diketahui, seleksi capim KPK periode 2019-2023 menuai protes sejak masa pendaftaran. Gelombang protes semakin terdengar usai Panitia Seleksi Capim KPK meloloskan 20 calon di tahap profile assessment.

Di antara 20 nama itu, terdapat calon yang tidak patuh membuat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara hingga beberapa nama yang punya catatan kelam masa lalu.

Dua puluh calon yang lolos itu berasal dari latar belakang beragam. Mereka adalah anggota Polri (Antam Novambar, Bambang Sri Herwanto, Firli Bahuri, Sri Handayani), komisioner dan pegawai KPK (Alexander Marwata, Sujanarko), advokat (Lili Pintauli Siregar), jaksa dan pensiun jaksa (Johanis Tanak, Sugeng Purnomo, Supardi, Jasman Panjaitan), hakim (Nawawi Pomolango)

Selain itu dari karyawan BUMN (Cahyo R. E. Wibowo), penasehat menteri (Jimmy Muhamad Rifai Gani), auditor (I Nyoman Wara), Pegawai Negeri Sipil (Roby Arya, Sigit Danang Joyo), dosen (Luthfi Jayadi Kurniawan, Neneng Euis Fatimah, Nurul Ghufron).
[Gambas:Video CNN] (sah/bmw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER