Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (
PBNU)
Said Aqil Siroj meminta publik percaya terhadap Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK).
Sejauh ini, Pansel Capim KPK masih menyeleksi 20 nama menjadi 10 nama, kemudian diserahkan kepada Presiden Jokowi tanpa membeberkan kepada publik terlebih dahulu.
"Kita percaya pada Pansel," ujar Said Aqil usai menghadiri Aksi Solidaritas Selamatkan KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (30/8)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Said mengatakan Yenti Ganarsih cs merupakan orang yang ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo. Kendati begitu, ia meminta untuk mengawasi kinerja Pansel.
"Ya kita percayalah pada Pansel, karena itu sudah pilihan Pak Presiden Jokowi," kata dia.
Lebih lanjut Said Aqil berpesan kepada mereka yang terpilih sebagai Pimpinan KPK periode 2019-2023 nanti agar tidak lagi menangkap koruptor kelas rendah. Para pimpinan, sambung dia, harus berani menangkap para koruptor kelas kakap.
"Artinya apa menjaga nama baik KPK sendiri, ketika yang ditangkap itu besar akan mendapat kepercayaan lebih besar, ketika yang ditangkap kecil KPK akan dapat apa? Kurang simpati nanti masyarakat," ucapnya Said Aqil.
"Bukan berati saya mentolerir korupsi 10 juta. Tapi kan korupsi ada dua, ada yang merugikan negara ada yang membangkrutkan negara. Utamakan yang membangkrutkan dulu," lanjutnya.
Diketahui, belakangan muncul gerakan yang menyebut pegawai KPK mempersoalkan kredibilitas Pansel Capim KPK karena meloloskan calon yang menurut mereka tidak pantas.
Mereka berasumsi demikian lantaran ada orang-orang yang dianggap memiliki rekam jejak yang buruk. Diantaranya Irjen Pol Firli Bahuri yang diduga pernah melanggar kode etik saat masih menjabat sebagai Direktur Penindakan KPK.
Selain Firli, Irjen Pol Antam Novambar juga disebut pernah mengintimidasi mantan Direktur Penyidikan KPK Endang Tarsa.
Firli dan Antam sudah membantah kedua tudingan tersebut.
Firli membantah bertemu dengan mantan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi membicarakan divestasi saham Newmont. Sementara Antam membantah mengintimidasi Endang terkait kasus rekening gendut mantan Wakapolri Budi Gunawan.
[Gambas:Video CNN] (sah/bmw)