Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak dalam posisi melempar 'bola panas' calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (
Capim KPK) kepada DPR. Ia menyebut Jokowi hanya mengikuti prosedur.
"Jadi apa yang dilakukan Pansel itu sebuah pekerjaan yang patut kita hargai. Jadi enggak ada lempar bola panas. Bola dingin yang terjadi," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/9).
Moeldoko menyatakan bahwa Jokowi sudah membentuk Pansel Capim KPK melalui keputusan presiden. Setelah itu, Pansel berjalan melakukan pendaftaran hingga seleksi yang menyisakan sepuluh nama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pansel lantas menyerahkan sepuluh nama itu kepada Jokowi sebagai pihak yang telah memberikan tugas, Senin (2/9) lalu. Selanjutnya Jokowi mengirimkan nama-nama itu ke DPR hari ini.
Moeldoko menyebut bahwa hal tersebut sudah menjadi prosedur, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Ia pun memastikan Jokowi tak merubah sepuluh nama hasil seleksi oleh Pansel.
"Prosedurnya seperti itu, dan tidak ada yang berubah," ujarnya.
Mantan Panglima TNI itu tak menjawab lugas saat ditanya apakah penyerahan sepuluh Capim KPK ke DPR yang terbilang cepat itu agar pemilihan bisa dilakukan oleh anggota DPR periode 2014-2019. Namun, kata Moeldoko, setelah prosedur dilalui mestinya tak perlu berlama-lama.
"Menurut saya si semuanya prosedur telah berjalan, kalau prosedurnya sudah berjalan. Kenapa mesti berlama-lama," tuturnya.
Jokowi sudah mengirimkan sepuluh nama Capim KPK kepada DPR. Selanjutnya, wakil rakyat di Senayan itu akan membawanya ke dalam Rapat Paripurna DPR, Kamis (5/9).
Koalisi Masyarakat Sipil mengkritik proses seleksi Pansel Capim KPK. Mereka menyebut ada beberapa kandidat bermasalah dari sepuluh nama yang diajukan Pansel ke Jokowi.
Bahkan Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Jokowi menemui pimpinan KPK saat ini untuk membahas nama-nama tersebut.
[Gambas:Video CNN] (fra/arh)