Batang, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla meresmikan gedung asrama Pondok Modern Tazakka di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (6/9). Dalam sambutannya, JK mendorong agar pondok pesantren modern ini dapat menghasilkan
entrepreneur atau
wirausahawan.
"Dari semua yang kita syukuri dan nikmati, satu yang perlu kita tingkatkan adalah
entrepreneur, kewirausahaan, saudagar. Saya bilang ke Pak Kiai tadi (pimpinan ponpes) ajarkan kewirausahaan," ujar JK.
JK menekankan pentingnya mempelajari kewirausahaan selain belajar tentang tafsir Alquran, hadis, dan fikih di ponpes. Selama ini, kata dia, kewirausahaan lebih banyak diajarkan berdasar pengalaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, menurutnya, para santri itu bisa memulai wirausaha dengan menjual barang sederhana. Ia mencontohkan pengusaha sukses
Chairul Tanjung yang juga mengawali usahanya dengan sederhana, yakni menjual baju.
"Kebanyakan dunia usaha itu diajarkan dari lingkungan, pengalaman. Maka santri ini bisa bikin buku, kaos, itu awal. Pengusaha Chairul Tanjung itu juga mulai usahanya dengan jual baju," katanya.
Selain itu, ayahnya sendiri juga mengawali usaha dengan berjualan di pasar. "Itu kehidupan yang harus dicontoh," tutur JK.
Keberhasilan para pedagang sejak dulu pula yang menurut JK membuat Islam di Indonesia menjadi lebih moderat. Ia membandingkan dengan negara Islam lain yang justru kerap berkonflik.
"Islam di Indonesia lebih moderat ketimbang negara Islam di Afrika, Timur Tengah, karena dibawa oleh pedagang. Sehingga transisinya mulus bukan dengan perang," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, JK juga mengingatkan agar pondok Tazakka terus mengembangkan pendidikan dengan mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini.
Namun ia menekankan bahwa perkembangan teknologi itu harus dimanfaatkan dengan baik. Jika tidak, kata dia, hal itu bisa berdampak buruk. Ia mencontohkan kerusuhan di Papua yang dipicu teknologi karena isu di media sosial.
"Yang terakhir ini (rusuh) di Papua akibat maraknya isu medsos. Ustaz Somad juga (sempat bermasalah) karena medsos juga. Maka ilmu dan teknologi itu bagaimana kita manfaatkan secara positif," katanya.
JK juga berpesan agar ustaz yang mengajar di pondok Tazakka dapat menguasai ilmu lebih banyak ketimbang para santri. Sebab, perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini bisa membuat santri tahu lebih dulu ketimbang ustaz-ustaz tersebut.
"Ustaz harus lebih menguasai, kalau tidak santri lebih cepat, lebih pintar. Dulu kan tumpuan segalanya pada ustaz. Sekarang kalau (ustaz) tidak bisa jawab, 'Pak Google' akan jawab," ucap JK.
Sementara pimpinan Pondok Tazakka, Anang Rikza Masyhadi mengatakan, pembangunan asrama bernama gedung 'Indonesia 2' ini merupakan hasil wakaf. Awalnya bangunan itu akan dimanfaatkan sebagai kelas, namun karena jumlah santri yang terus bertambah tiap tahun bangunan pun dimanfaatkan sebagai asrama.
"Ini pondok wakaf, semua berasal dari wakaf. Awalnya mau dibangun kelas tapi dialihkan jadi asrama karena overload," ucapnya.
Hingga saat ini, lanjut Anang, jumlah santri di Pondok Tazakka mencapai 800 orang. Sebanyak 600 orang di antaranya merupakan santri mualimin atau setingkat aliyah (SMA). Sementara 200 sisanya merupakan santri Taman Pendidikan Alquran yang akan dikembangkan tingkat sekolah dasar mulai tahun depan.
Anang mengatakan santri yang menempuh pendidikan di Pondok Tazakka berasal dari berbagai propinsi di Indonesia. Hanya saja belum ada santri dari Papua. Ia pun menjanjikan bakal memberi beasiswa penuh bagi santri asal Papua karena belum ada santri dari bumi cenderawasih tersebut.
"Papua belum ada, nanti kami kasih beasiswa full. Supaya Papua tetap Indonesia," tuturnya.
Dalam peresmian itu hadir pula Menteri PAN-RB Syafruddin, Dewan Penasihat dan Pembina Pondok Tazakka Din Syamsuddin, serta sejumlah pejabat daerah Kabupaten Batang.
[Gambas:Video CNN] (psp/ain)