Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mendeteksi sejumlah
titik panas di
Sumatera dan Kalimantan terkait dengan kebakaran hutan dan lahan. Namun, lembaga itu juga menemukan pelbagai
hot spot di Semenanjung Malaysia serta Serawak-Sabah.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan berdasarkan hasil pembantauan citra Satelit Himawari-8 dan analisis Geohotspot BMKG, terpantau ada ribuan titik panas di Kalimantan dan Sumatera. Rinciannya adalah jumlah titik panas tanggal 12 September 2019 dengan frekuensi > 1, di wilayah Sumatera terpantau 1.231 titik dan di Kalimantan terpantau 1.865 titik.
Di sisi lain, BMKG juga menemukan 412 titik panas di Semenanjung Malaysia, serta Serawak-Sabah 216 titik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai pagi ini terdeteksi asap ke Semenanjung Malaysia," kata Dwikorita dalam rilisnya, Jumat (13/9).
BMKG menyatakan pada 13 September jam 08.00 WIB mulai terdeteksi sebaran asap yang memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dan wilayah Serawak. Kondisi ini, kata Dwikorita, dimungkinkan karena adanya angin yang bertiup dari arah tenggara menuju ke Barat Laut.
Dia menegaskan kepedulian seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan sangat diperlukan. "Ini mengingat potensi terjadinya titik panas dan asap diprediksi masih dapat berlangsung hingga pertengahan Oktober," kata Dwikorita.
Wakil Gubernur Riau Edy Nasution sebelumnya mengatakan seluruh upaya pemadaman sudah dilakukan oleh tim gabungan di Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau. Namun kondisi cuaca yang panas menyebabkan pemadaman kebakaran terutama di lahan gambut menjadi relatif sulit.
"Seluruh upaya sudah dilakukan, ada lebih 5.000 personel Satgas Karhutla di lapangan," kata Edy Nasution usai salat Istisqa untuk meminta hujan di lapangan kantor Gubernur Riau di Pekanbaru.
(asa/asa)