WWF Usulkan Status Darurat Karhutla di Indonesia

CNN Indonesia
Selasa, 17 Sep 2019 17:57 WIB
WWF Indonesia menyatakan karhutla bukan persoalan sepele. Peningkatan wilayah terdampak karhutla menunjukkan persoalan yang perlu disikapi serius.
WWF Indonesia menyatakan karhutla bukan persoalan sepele. Peningkatan wilayah terdampak karhutla menunjukkan persoalan yang perlu disikapi serius. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- World Wildlife Fund/ WWF Indonesia meminta pemerintah menetapkan status darurat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia seiring peningkatan wilayah terdampak karhutla hingga September 2019.

Direktur Konservasi WWF-Indonesia Lukas Adhyakso mengatakan dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diunggah melalui SiPongi Karhutla Monitoring System, rekapitulasi luas karhutla 2019 telah mencapai 328,722 hektare.

"Sebagai WWF Indonesia, kita ingin mengusulkan supaya ini menjadi darurat karhutla untuk Indonesia karena luasannya sudah luas sekali," ujarnya di Gedung Graha Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (17/9).

Lukas memaparkan penyebab karhutla cukup beragam dan tidak hanya karena faktor cuaca. Salah satu penyebabnya juga menyangkut pada ulah manusia yang dilakukan oleh korporasi dan individu seperti pembukaan lahan yang masih menggunakan metode pembakaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu juga lemahnya pengawasan terhadap praktik pembukaan lahan.

"Kebakaran hutan sudah semakin parah data dari KLHK sudah menyebutkan angka 300 ribu hektar di seluruh Indonesia. Penyebab kompleks, jadi macam-macam penyebabnya selain cuaca yang kering, faktor alam dan sebagainya," tuturnya.

Direktur Policy & Advocacy WWF-Indonesia Aditya Bayunanda menilai masih banyak orang yang menganggap peristiwa karhutla masih berada di posisi normal karena sudah sering terjadi. Padahal peristiwa itu tidak normal.

"Konteks darurat saya pikir pemerintah, di sini presiden, perlu mendudukan betul-betul persoalan kebakaran hutan sekarang jangan dianggap normal," tuturnya.

Aditya menyebut musim kemarau saat ini bukanlah faktor utama dari karhutla. Pasalnya pada 2015 lalu pernah terjadi elnino yang dampaknya luar biasa sehingga menyebabkan karhutla, sedangkan kali ini kemarau masih dalam tahap normal.

"Memang kalau dibandingkan 2015 itu kan elnino memang dahsyat sekali dalam artian akibatnya yang luar biasa, 2019 bukan kemarau yang extra ordinary, ini kemarau yang normal," ucapnya.

Peristiwa karhutla telah menyebabkan sejumlah bandara tutup, sekolah-sekolah diliburkan. Aditya menilai hal itu sudah seharusnya dianggap sebagai peristiwa luar biasa.

Selain itu juga masalah ISPA yang semakin meningkat di Jambi dan Pekanbaru. Pasalnya dampak ISPA tidak langsung dirasakan tetapi akan berdampak beberapa lama setelah terserang. Aditya pun menyebutnya sebagai silent killer.

"Ini yang harus kita tidak mau menerima ini sebagai hal yang normal bahwa bandara-bandara ditutup, masyarakat diliburkan, mungkin mereka happy di rumah tapi ya tetap saja mereka tidak bisa keluar," ujarnya.

"Its not normal, ini darurat, yang harus kita kedepankan, treating people harus kita lawan, hal aneh dianggap sebagai kenormalan," kata dia.
[Gambas:Video CNN] (gst/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER