Jakarta, CNN Indonesia --
Polda Metro Jaya menyebut pihaknya menemukan
Akbar Alamsyah dalam keadaan terluka dan tergeletak di trotoar usai mengikuti aksi demonstrasi pada 26 September dini hari di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Setelah itu, kata Argo, petugas membawanya ke Polres Jakarta Barat.
Akbar Alamsyah meninggal dunia lantaran mengalami luka parah di bagian kepala. Sempat dirawat di RS Pelni, RS Polri dan RSPAD Gatot Subroto, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
"Sudah ada luka, ada saksi yang juga melihat, kita memeriksa saksi juga tergeletak di trotoar di Slipi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jumat (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Argo, demonstrasi pada 25 September itu mulanya memang berjalan dengan tertib. Namun, menjelang pukul 19.30 WIB, muncul gelombang massa yang melempari berbagai benda ke arah petugas. Kemudian, petugas berusaha menghalau massa hingga menembakkan gas air mata.
Pada 26 September sekitar pukul 01.30 WIB, tim dari kepolisian mulai melakukan penyisiran dan penangkapan para perusuh yang melakukan pelemparan serta perusakan fasilitas publik. Saat itu pula petugas menemukan Akbar tergeletak.
"Jam 01.30 ada anggota AKP Rango yang bertugas di Polres Jakbar, dia menemukan seorang laki-laki tergeletak di trotoar," ujar Argo.
Akbar, kata Argo, kemudian dibawa ke Polres Jakbar bersama dengan para perusuh lain. Di sana petugas melakukan pendataan dan identifikasi.
"Pada jam 3 pagi setelah kita data, urkes (urusan kesehatan) Polres Jakbar memberikan pertolongan kepada laki-laki yang bernama Akbar Alamsyah sehingga kita lakukan perawatan dan kita obati," tutur Argo.
Lalu pada pukul 07.55 WIB, Akbar dirujuk ke rumah sakit terdekat, yakni RS Pelni. Kemudian pada 27 September sekitar pukul 18.00 WIB, Akbar dirujuk ke RS Polri Kramat Jati untuk menjalani perawatan lanjutan.
Tiga hari di RS Polri, Akbar dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Akbar dinyatakan meninggal dunia pada 10 Oktober setelah menjalani perawatan intensif di RSPAD.
Saat ditanya ihwal seberapa parah luka yang dialami Akbar hingga berujung meninggal dunia, Argo berdalih masih menunggu informasi dari pihak dokter. Dia belum membeberkan secara rinci.
"Itu masih kita
update dari dokter, sampai sekarang belum mendapatkan, memang ada luka di kepala," ucap Argo.
Akbar Alamsyah sempat hilang dan tidak diketahui keberadaannya usai kerusuhan di sekitar Gedung MPR/DPR RI pada 25 September. Belakangan pihak keluarga dikabari kepolisian bahwa Akbar sudah dalam keadaan kritis.
Akbar kemudian dibawake ke RSPAD Gatot Soebroto untuk diberi perawatan intensif karena sudah dalam kondisi koma. Pihak kepolisian mengklaim Akbar terluka akibat terjatuh saat melompati pagar untuk menghindari kerusuhan.
Namun, Kabid Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur mencurigai ada yang disembunyikan kepolisian lantaran proses investigasi tampak tertutup. Isnur menduga Akbar mendapat kekerasan yang brutal hingga tak sadarkan diri.
[Gambas:Video CNN] (dis/bmw)