Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Kehutanan
DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan saat ini pembangunan Ruang Terbuka Hijau (
RTH) baru mencapai 9,9 persen.
Ia berharap ada keterlibatan semua pihak, termasuk swasta untuk mewujudkan program Pemprov DKI Jakarta yakni 30 persen RTH di 2030.
"Kita harus mendorong memang adanya keterlibatan dari peran swasta yang harus melakukan, mengadakan, menyediakan RTH sebanyak 10 persen," Suzi di Balai Kota Jakarta, Kamis (17/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suzi mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin agar kerja sama dilakukan dengan semua pihak yakni pemerintah pusat dan juga pihak swasta.
Lebih dari itu, ia menyebut Dinas Kehutanan kini memiliki target untuk membangun 23 hektare RTH setiap tahun.
"Oleh sebab itu, kita akan mengubah bukan jadi ruang terbuka hijau tetapi menjadi ruang hijau," ujarnya.
Berbeda dari ruang terbuka hijau, ruang hijau adalah konsep taman yang tidak memerlukan luas lahan. Namun dibutuhkan perluasan material. Tanaman bisa ditanam di sejumlah tempat tanpa mengandalkan lahan yang luas.
Contoh pembangunan ruang hijau, kata Suzi, adalah pembuatan
green garden,
vertical garden, dan
roof garden. Ia pun berharap pihak swasta dapat turut membantu menyumbangkan pembangunan konsep-konsep RTH dan RH itu.
"Untuk (gedung) yang belum dibangun. Misalnya, kita mendorong swasta untuk membuat
vertical garden. Banyak kawasan swasta yang sudah menerapkan ramah lingkungan," katanya.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah mengamanatkan bahwa jumlah RTH kota seharusnya minimal 30 persen dari luas wilayah kota tersebut.
Sementara di Jakarta, luas RTH terus menurun sejak hadirnya bangunan-bangunan pencakar langit dan pusat perbelanjaan. Belum lagi, dalam kurun waktu dua dekade terakhir, frekuensi kemunculan permukiman liar di sejumlah wilayah yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk lahan hunian semakin tinggi.
Berdasarkan data yang dihimpun CNNIndonesia.com, pada 1985 jumlah RTH di Jakarta masih pada angka 25,85 persen. Dua puluh lima tahun kemudian, jumlahnya turun drastis menjadi 9 persen.
[Gambas:Video CNN] (ani/pmg)