Jokowi soal Menkes: Rekam Jejak dr Terawan Tak Diragukan

CNN Indonesia
Jumat, 25 Okt 2019 03:51 WIB
Presiden Jokowi menyebut dr Terawan punya banyak pengalaman yang tak hanya menangani orang sakit, tetapi juga dalam menghadapi bencana dan penyakit endemik.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dr Terawan Agus Putranto memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam memimpin sebuah organisasi, termasuk ketika menjadi Kepala RSPAD Gatot Subroto. Di sisi lain, Jokowi menyebut Terawan juga ketua dokter militer dunia.

Hal itu, kata Jokowi, yang membuat dirinya mengangkat Terawan sebagai Menteri Kesehatan. Meskipun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengirim surat agar mempertimbangkan penunjukan Terawan sebagai Menteri Kesehatan.

Menurutnya, seorang menteri harus memiliki kemampuan manajemen, baik manajemen anggaran, manajemen personalia, hingga manajemen distribusi anggaran agar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya apa, artinya track record (rekam jejak) beliau tidak diragukan," kata Jokowi kepada wartawan, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10).


Jokowi mengatakan Terawan juga memiliki pengalaman di lapangan dalam menghadapi bencana dan berbagai ancaman penyakit endemik.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut dalam beberapa kali pertemuan, Terawan juga memiliki orientasi preventif alias pencegahan. Menurutnya, masalah pencegahan ini yang akan diutamakan.

"Artinya yang berkaitan dengan pola hidup yang sehat, pola makan yang sehat, olahraga yang sehat. Bukan titik beratnya pada mengurusi yang orang sakit. Tapi membuat rakyat kita sehat," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

Pengangkatan Terawan menjadi Menteri Kesehatan menuai polemik di tengah masyarakat. IDI juga sempat mengirim surat kepada Jokowi agar tak mengangkat Terawan sebagai Menteri Kesehatan.

Dalam lampiran surat yang diterima CNNIndonesia.com, surat bertanggal 30 September 2019 itu ditujukan untuk Presiden Jokowi. Salah satu alasan penolakan karena Terawan masih dikenakan sanksi akibat melakukan pelanggaran etik kedokteran.


Nama Terawan sempat santer terdengar karena kontroversi penyembuhan penyakit stroke dengan terapi cuci otak (brain washing). Metode ini dipertanyakan sejumlah kalangan karena dinilai belum terbukti secara ilmiah. Untuk menjawab keraguan, IDI menggelar sidang etik.

Terawan enggan bicara banyak soal surat yang dikirim IDI kepada Jokowi. Ia mengatakan saat ini dirinya fokus menyelesaikan permasalahan terkait kesehatan masyarakat.

"Mengingat masalah kesehatan harus kita bergerak cepat untuk mengeksekusinya, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa segera tercapai," kata Terawan. (fra/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER