Jakarta, CNN Indonesia --
Polda Metro Jaya menyebut larangan demonstrasi di depan
Istana Merdeka merupakan bagian dari diskresi polisi. Atas diskresi itu pula polisi memblokade dengan kawat berduri Jalan Merdeka Barat.
Aksi unjuk rasa yang direncanakan digelar di depan Istana Merdeka terpaksa hanya bisa dilakukan di sekitar Patung Kuda.
"Polisi melakukan asas diskresi, makanya ditempatkan di Patung Kuda," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri Siregar menyebut penutupan jalan mulai dari Patung Kuda merupakan bagian dari konsep pengalihan arus lalu lintas.
Penutupan jalan mulai dari Patung Kuda, kata dia, bakal lebih memudahkan pengguna jalan yang mesti berganti rute karena penutupan jalan.
"Kalau dari depan Patung Kuda ke arah situ (Istana) kan harus putar balik, sementara kalau (ditutup) dari bundaran Patung Kuda bisa (diarahkan) ke Jalan Medan Merdeka Selatan, diputarbalikkan, bisa ke Jalan Budi Kemuliaan, banyak jalan yang dilintasi," tutur Fahri.
[Gambas:Video CNN]Fahri menyebut penutupan jalan dan rekayasa lalu lintas yang disiapkan telah dipertimbangkan dengan matang, termasuk mengakomodir kebutuhan para pengguna jalan yang terdampak aksi unjuk rasa.
"Ya konsep pengalihan arus ,kita lebih kepada antisipasi supaya aktivitas masyarakat juga bisa diakomodir," ujarnya.
Seperti diketahui, pada hari ini ribuan mahasiswa dan burih melakukan aksi unjuk rasa dengan berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia ke Istana Kepresidenan.
Namun pantauan
CNNIndonesia.com, empat mobil water cannon, dua mobil lapis baja barracuda, dua mobil komando pengurai massa disiagakan.
Selain itu, kepolisian juga memasang kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat ditutup sejak Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha hingga persimpangan Harmoni.
(dis/ain)