Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus
Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rahman menolak menanggapi Rocky Gerung yang mengatakan Presiden
Joko Widodo tak memahami nilai-nilai Pancasila. Fadjroel hanya ingin melempar senyum kepada Rocky.
"Saya senyum saja deh kalau Rocky Gerung ya. Karena sahabat saya dulu," kata Fadjroel di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/12).
Fadjroel mengaku bersama Rocky pernah aktif dalam Forum Demokrasi yang dipimpin Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Di forum itu, kata Fadjroel, dirinya dan Rocky membangun kemampuan akademis, intelektual, dan kritis berbasis sains dan ilmu pengetahuan.
Saat ditanya apakah akan menegur langsung Rocky karena sahabatnya, Fadjroel mengatakan hanya ingin tersenyum saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin senyum saya adalah teguran," ujarnya.
Meskipun demikian, Fadjroel menegaskan bahwa pemerintah tidak antikritik. Komisaris utama PT Adhi Karya (Persero) itu menyebut tanpa sebuah kritik demokrasi tak akan maju. Namun, ia meminta kritik yang disampaikan punya landasan, bukan fitnah atau pencemaran nama baik.
"Tapi tetap hati-hati karena kritik secara akademis, secara logis harus dibedakan dengan fitnah atau pencemaran. Jadi hati-hati," tuturnya.
Saat disinggung apakah yang disampaikan Rocky itu sebuah kritik atau pencemaran nama baik, Fadjroel mengatakan agar hati-hati saja.
"Hati-hati saja. Tetap melakukan kritik, karena kritik itu lah menjadi sumber dari perkembangan demokrasi kita," katanya.
[Gambas:Video CNN]Dalam acara ILC TvOne, Rocky mengatakan tidak ada yang Pancasilais. Rocky bahkan menyebut Jokowi tak memahami nilai-nilai Pancasila, namun hanya menghapal lima sila dasar negara tersebut.
"Jadi sekali lagi, polisi Pancasila atau Presiden enggak ngerti Pancasila, dia hapal tapi enggak paham. Kalau dia paham dia enggak berutang, kalau dia paham dia enggak naikin BPJS, kalau dia paham dia enggak melanggar UU Lingkungan," kata Rocky.
(fra/ugo)