Jakarta, CNN Indonesia -- Oknum Bintara Pembina Desa (
Babinsa) Koramil 13 Poasia Kota Kendari Kopda Harmin menyampaikan permintaan maaf secara terbuka usai
video beras diduga palsu beredar luas di
media sosial.
Video berdurasi 2 menit 3 detik itu telah tersebar di media sosial sejak Selasa 7 Januari 2020. Dalam video itu, Kopda Harmin tampak memprotes nasi yang disajikan penjual di salah satu warung makan di sekitar Kemaraya Kota Kendari.
Harmin beberapa kali membanting kepalan nasi ke atas meja hingga melenting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini beras palsu. Melenting. Saya cium tidak ada bau berasnya. Ini mas, kalau dibiarkan berlarut-larut, kasian masyarakat kita. Saya sebagai Babinsa, saya harus menjaga masyarakat saya," kata Kopda Harmin dalam video itu.
Masih dalam video itu, Harmin meminta kepada pemilik warung makan untuk membeli beras dan lebih dulu mencium baunya.
"Kalau ada bau berasnya, baru itu dibeli," imbuhnya.
Tak lama video itu beredar, Polres Kendari berkoordinasi dengan Kodim 1417 Kendari mengambil sampel dan membawanya ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari untuk diuji.
Berdasarkan hasil pengujian Balai POM Kendari, sampel nasi atau beras tersebut memenuhi syarat tidak mengandung bahan berbahaya boraks dan formalin serta tidak terindikasi mengandung plastik.
[Gambas:Video CNN]"Video yang telah meresahkan masyarakat dalam menimbulkan kekhawatiran seharusnya diklarifikasi dulu ke instansi terkait sebelum diviralkan," kata Plt Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Sultra I Made Guyasa di kantor BPOM Kendari, Rabu (8/1).
Menurutnya, beras tersebut diduga mengandung amilopektin dan amilosa yang dibolehkan. Jika amilosa beras di atas 25 persen, makan akan cenderung keras.
"Semakin tinggi kandungan amilopektin, maka beras tersebut mudah memantul atau melenting saat dibentuk menjadi bola dan dibanting," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pom Kendari Firdaus Umar mengimbau agar masyarakat tidak terpancing dengan informasi yang belum diyakini kebenarannya. Bagi warga yang mencurigai adanya bahan makanan berbahaya, maka bisa menanyakan langsung atau membawa sampel ke unit pelayanan konsumen di BPOM Kendari.
"Hasil dari rapat ini menyimpulkan bahwa beras yang viral di media sosial oleh Babinsa adalah benar-benar beras asli dan aman untuk dikonsumsi," kata Kepala Balai POM Kendari Firdaus Umar saat memberikan keterangan pers.
Sementara itu, Kopda Harmin mengaku keliru atas informasi hoaks di video yang memuat dirinya menyebut beras palsu.
"Saya minta maaf sebesar-besarnya atas kecerobohan dan kelalaian saya atas beredarnya video dan sekali lagi saya minta maaf dengan hati yang tulus dan ikhlas," katanya.
Ia mengaku, awalnya ia singgah bersama keluarganya di salah satu warung makan. Video yang beredar direkam oleh keluarganya lalu diposting di media sosial tanpa verifikasi ke Balai POM Kendari.
"Harusnya hanya interen saja. Ternyata ada yang ekspose di media sosial," imbuhnya.
(pandi/agt)