Kendari, CNN Indonesia -- Kelompok bersenjata
Abu Sayyaf dikabarkan menyandera lima Warga Negara Indonesia (WNI), Kamis (16/1). Satu dari sandera itu diketahui bernama Moh Khairuddin (11), warga Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Paman Khairuddin, La Sambo mengaku ia mendapat kabar penyanderaan keponakannya dari ayah korban, La Yai.
"Itu Khoiruddin keponakan saya. Anak dari adik kandung saya, La Yai namanya di KTP," kata La Sambo saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui telepon selulernya, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Sambo menuturkan keluarga mengetahui Khoiruddin disandera kelompok teroris yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) itu saat La Yai menelpon dua hari lalu.
Informasi yang diperoleh, Khairuddin ikut pamannya, saudara dari ibu kandungnya, Arsyad Dahlan pergi melaut. Arsyad, kata Sambo, merupakan nakhoda di kapal tersebut.
"Adik saya ini sudah lama di Sandakan. Mereka bekerja di perusahaan kapal ikan. Dua tahun lalu, Khairuddin ditinggalkan ibunya (cerai dengan suami). Sekarang kemanakan saya itu tinggal bersama pamannya," bebernya.
Ia menyebut di perusahaan kapal ikan yang bertempat di Sabah Malaysia itu, banyak orang Wakatobi yang dipekerjakan.
"Jadi, adik saya La Yai dan iparnya itu satu perusahaan. Namun, pada saat melaut, mereka beda kapal. Jadi, saat bapaknya pulang ke dermaga, dia tanyakan anaknya ternyata ikut pamannya dan mereka sama-sama disandera," jelasnya.
Ia berharap pemerintah Indonesia bisa membebaskan keluarga mereka dari sekapan kelompok bersenjata yang kerap menebar teror di perairan Malaysia dan Filipina itu.
"Kita khawatir keselamatan anak ini. Kami berharap kepada Pemerintah Indonesia agar anak ini diuruskan dan dikembalikan dengan selamat," harapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun
CNNIndonesia.com, ada sembilan orang dalam kapal yang dibajak Abu Sayyaf. Tiga orang dibebaskan, sementara enam orangnya ditahan kelompok Abu Sayyaf.
Mereka adalah Moh Khairuddin (11) asal Wakatobi, Arsyad Dahlan (41) asal Kabupaten Buton, La Baa (32) dari Baubau, Riswanto Hayano (27) dari Palopo Sulawesi Selatan, Edi Lawalopo (53) dari Buton, dan Syarizal Kastamiran (29) asal Wakatobi.
Sementara tiga orang yang dilepas adalah Abdul Latif dari Wakatobi, Pian dari Buton dan Daeng Abal dari Baubau.
Mereka bekerja di kapal pukat milik perusahaan yang bermarkas di Sandakan, Malaysia.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD menyebut akan memberi rekomendasi kepada Malaysia agar nelayan tak berlayar di wilayah tempat kelompok Abu Sayyaf.
"Nah itu salah satu. Salah satu pemikiran (beri rekomendasi). Banyaklah pemikirannya. Itu kan aneh juga baru bebas tiga diambil lima lagi. terus kapan kita kalah dengan perompak begitu kan," kata Mahfud.
Penculikan yang dilakukan Abu Sayyaf, menurut Mahfud, adalah persoalan serius terkait keamanan laut. Persoalan ini akan terus dibahas dan dicari solusinya bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
(tst/pnd/wis)