Dari segi kesejahteraan, Tanjung Priok juga tak semiskin bayangan Yasonna. Anggota DPR RI yang tinggal di kawasan Tanjung Priok, Ahmad Sahroni, mengatakan perekonomian Priok telah meningkat, terutama di sektor properti.
Sahroni adalah anak asli Priok yang dikenal publik dengan julukan
crazy rich Tanjung Priok. Merujuk data BPS, Sahroni menuturkan Kecamatan Tanjung Priok saat ini memiliki tujuh komplek apartemen dan 18 kawasan elite.
Priok hanya kalah dari kecamatan Kelapa Gading yang memiliki 10 kompleks apartemen dan 45 kawasan elite serta Kecamatan Penjaringan yang memiliki 17 komplek Apartemen dan 61 kawasan elite.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data BPS dari Roni tak jauh berbeda dengan penelusuran
CNNIndonesia.com di situs BPS. Kecamatan Tanjung Priok memang memiliki tujuh Apartemen yang terletak di Kelurahan Sunter Agung, Sunter Jaya dan Papanggo.
Kecamatan Tanjung Priok juga punya fasilitas olahraga dan berbagai fasilitas kesehatan yang mudah diakses masyarakat.
Gambaran perekonomian Priok versi BPS bahkan tersaji nyata di sejumlah lokasi. Salah satunya di perumahan Sunter Mediterania Raya, Papango, yang berlokasi tak jauh dari monumen kemiskinan di Kampung Kumuh.
 Warga Tanjung Priok menggelar demonstrasi di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (22/1). (CNN Indonesia/ Safir Makki: CNN Indonesia/ Safir Makki) |
Dalam kompleks Sunter Mediterania Raya, rumah-rumah tinggi yang disangga pilar-pilar besar berdiri berjejer dengan anggun. Sesekali mobil-mobil keluaran terbaru silih berganti keluar masuk gerbang perumahan yang dijaga satpam.
Jalan kompleks dilapis aspal mulus, tanpa sampah jajanan murahan bertebaran seperti di Kampung Bingung.
Suasana perumahan pun relatif tenang. Bertolak belakang dengan kehidupan warga di Kampung Bingung yang setiap hari mendengar deru mesin atau pekik klakson truk kontainer yang melintas di atas rumah mereka.
Warga Kampung Bingung sendiri sebenarnya tak terganggu dengan deru mesin dan klakson sumbang truk kontainer. Toh, mereka tetap bisa menikmati sore yang lembab di depan teras rumah mereka, sambil bercengkerama dengan tetangga. Seperti dilakukan Rawi, 50 tahun, pada Kamis sore.
"Waktu saya pindah ke sini, kalau tidak salah tolnya lagi dalam proses pembangunan. Alhamdulillah nyaman-nyaman aja meski begini," kata Rawi kepada
CNNIndonesia.com.
 Suasana di Kampung Bingung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Yogi Anugrah) |
Rawi juga tak ambil pusing dengan citra kumuh Kampung Bingung. Akan tetapi, warga tak bisa menyangkal rasa cemas terhadap masa depan rumah mereka.
Sebagian warga yang tinggal di kolong tol merasa khawatir, sebab mereka menempati tanah negara. Sewaktu-waktu, tanah mereka bisa diambilalih negara.
Siti Saibah, 55 tahun, bahkan sudah mendengar kabar pembangunan proyek pemerintah di Kampung Bingung. Desas-desusnya, kata Saibah, proyek pembangunan akan dimulai pada 2021.
Saibah tak tahu proyek apa yang akan dibangun di Kampung Bingung. Namun, bayangan rumah tergusur sudah menari-nari di benak Saibah.
"
Udah ada rapat dengan dengan warga, ya mau gak mau, ini kan pemerintah punya," ujar Saibah.
Dua kontras kehidupan di Tanjung Priok adalah fakta yang tersaji hari ini. Para kritikus ekonomi menyebutnya dengan nama ketimpangan.
Sedikit banyak, kontras kehidupan itu juga mencerminkan distribusi kesejahteraan di Indonesia. Sesuatu yang tak dilihat oleh Menteri Yasonna ataupun
crazy rich Tanjung Priok.
(wis)