Wabah Corona, Ortu Waswas Anak Kekurangan Logistik di Wuhan

CNN Indonesia
Selasa, 28 Jan 2020 05:40 WIB
Salah seorang orang tua mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Wuhan mengatakan putrinya mengabarkan kondisi logistik makanan saat ini sudah sulit.
Petugas kesehatan di Bandara Beijing melakukan pemeriksaan kepada penumpang dari kota Wuhan, China. (AP Photo/Emily Wang)
Kendari, CNN Indonesia -- Hidayatullah, orang tua mahasiswa asal Kendari Sulawesi Tenggara yang menempuh studi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China mulai khawatir dengan kondisi anaknya. Sang anak tak bisa keluar dari sana karena pemerintah China mengisolasi Wuhan terkait wabah virus corona.

Mantan Ketua KPU Sultra itu menyebut putrinya bernama Yayu Indah Maharani Hidayatullah (19) baru tiga bulan berada di sana.

"Sekarang baru mau kuliah. Namun, akibat wabah virus corona ini membuat mereka terisolir di asrama," kata Hidayatullah, Senin (27/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang putri berkuliah di Fakultas Kedokteran Hubei University of Science and Technology jurusan dokter jantung dan anak.

Ia menyebut, dari 11 orang mahasiswa Indonesia asal Sulawesi Tenggara, empat diantaranya berada di Wuhan. Mereka kuliah di kampus berbeda di kota yang dideteksi sebagai lokasi awal ditemukannya wabah virus corona.

Dari hasil komunikasi dirinya dengan sang putri pada pagi tadi, Hidayatullah mendapatkan informasi bahwa, "Semua fasilitas umum dihentikan. Kereta api, bus dan warga dilarang mengendarai kendaraan di luar rumah."

Akibat isolasi tersebut, mahasiswa Indonesia mulai kesulitan dengan pemenuhan pangan mereka. Sebab, makanan mulai langka. Jikalau pun ada, kata dia, harganya mulai mahal. Walhasil, ia khawatir putri dan rekan-rekannya asal Indonesia kesulitan.

"Ini harus jadi perhatian oleh KBRI di China soal ketersediaan logistik anak-anak kita," imbuh Hidayatullah.

Ia menyebut, sebagai orang tua khawatir dengan kondisi anaknya yang saat ini hanya mengandalkan logistik tersisa yang mulai menipis.

Hidayatullah juga sudah berkoordinasi dengan pihak KBRI di Beijing agar mahasiswa asal Indonesia segera dievakuasi dari Wuhan. Sebab, beberapa negara lain sudah mengeluarkan warganya dari daerah yang terisolasi virus corona ini.

"Sebagai orang tua, saya tidak nyenyak tidur sampai saat ini. Saya terus memikirkan anak saya di sana," katanya.

Wabah Corona, Ortu Waswas Anak Kekurangan Logistik di WuhanOrang tua salah satu mahasiswa Kendari yang berkuliah di Wuhan, Provinsi Hubei, China.(CNN Indonesia/Pandi)
Sementara itu di tempat terpisah, Plt Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya masih menunggu pemerintah China membuka jalur evakuasi warga WNI yang saat ini berada di wilayah karantina, terutama di Wuhan.

Diketahui, WNI yang tercatat berada di wilayah karantina total berjumlah 243 orang. Mereka semua tersebar di 15 kota yang ada di Provinsi Wubei.

"Semua dari kita dan negara-negara lain juga bergantung dari sejauh mana pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok) bisa berikan pertimbangan dan saran tindakan evakuasi," ujar Teuku Faizasyah di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (27/1).

[Gambas:Video CNN]
Pertimbangan itu, kata dia, salah satunya berkaitan dengan sejauh mana evakuasi bisa dilakukan apakah langsung diterbangkan ke Indonesia atau dievakuasi keluar dari wilayah karantina dan tetap berada di wilayah China.

Dia juga menyebut, telah banyak negara lain yang ingin segera melakukan evakuasi terhadap warga mereka yang saat ini ada di Wuhan.

Hingga kini virus corona telah menewaskan 80 orang dan menginfeksi lebih dari 2.700 orang di penjuru China. China juga telah mengisolasi Provinsi Hubei, khususnya daerah Wuhan yang diduga merupakan tempat asal virus corona.

(pnd/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER