Warga Batan Indah Mengaku Terbiasa dengan Zat Radioaktif
Rabu, 19 Feb 2020 06:21 WIB
Pembersihan limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
"Ah, saya udah biasa hadapi kayak gini. Kan, saya kerjanya di nuklir," kata Kusno di Perumahan Batan Indah, Selasa (18/2).
Pegawai pensiunan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) itu juga merupakan satu dari sembilan warga yang telah menjalani whole body counting (WBC) atau proses pemeriksaan oleh Batan.
Meski hasil belum dikeluarkan secara resmi oleh Batan, namun Kusno memastikan tak ada paparan di atas ambang normal di tubuhnya. Ia memastikan hal itu lantaran sudah terbiasa menerima paparan zat radioaktif sejak bekerja di Batan.
Kusno juga menganggap janggal temuan zat radioaktif aktif dekat rumahnya. Ia bahkan menduga unsur kimia yang biasa digunakan industri itu sudah lama berada di lahan kosong tersebut.
"Kalau melihat itu sudah lama, kalau melihat sekitarnya. Kemungkinan bisa (10 tahun)," ujar Kusno.
"Radiasinya menyebar ke sekitarnya, tapi lama-lama menghilang sendiri," ujarnya.
Kusno berharap proses ini bisa segera ditindaklanjuti kepolisian.
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Batan Heru Umbara memprediksi proses pembersihan sisa-sisa paparan zat radioaktif yang mengontaminasi sebidang tanah di Perumahan Batan Indah, Serpong Tangerang Selatan rampung akhir pekan ini.
Proses itu lebih cepat dari prediksi Heru sebelumnya yang akan memakan waktu hingga 20 hari.
"Bu Wali (Wali Kota Tangsel) juga ke sini minta, 'Pak Heru, kalau bisa ini dicepetin'," kata Heru menirukan instruksi Wali Kota Tangsel, di Perumahan Batan Indah.
Namun demikian, Heru enggan memastikan hal itu. Pihaknya hanya melakukan strategi agar proses pengangkutan sisa tanah dan vegetasi yang terkontaminasi bisa lebih cepat dilakukan.
Strategi itu, kata Heru, dilakukan agar tim yang melakukan penggalian untuk membersihkan sisa paparan zat radioaktif tak terlalu memakan banyak waktu. Hingga hari keenam, penggalian oleh tim telah mengambil tanah terpapar hingga kedalaman 80 sentimeter.
"Supaya apa yang kita ambil itu tidak semuanya. Kalau tanahnya sudah kecil ngapain lagi dibawa ke sana (Batan). Istilahnya tidak efisien," katanya.
Untuk mempercepat proses pembersihan, Heru mengatakan pihaknya juga akan menambah jumlah personel di lapangan dengan meminta satuan kerja lain. Meski belum memastikan jumlahnya, ia berharap bisa di atas 40 personel.
Heru mengatakan sejak hari pertama tim gabungan yang terdiri dari Batan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan tim Gegana kepolisian telah menerjunkan 38 personel lapangan setiap harinya untuk proses pengangkutan tanah paparan.
Jumlah itu dibagi dalam empat sif pengerjaan dari pagi hingga sekitar pukul 15.00 WIB sore. Setiap sif, terdiri dari 7-10 personel lapangan dengan waktu pengerjaan sekitar 1 jam.
"Kalau di atas 40-an kan bisa di atas 4 shif. Jadi yang pertama itu punya waktu jeda untuk beristirahat gitu," lanjutnya.
Hingga Selasa (18/2) sore, tim gabungan telah mengangkut total 64 drum. Sementara totalnya, sejak hari pertama, kata Heru, telah mengangkut 199 drum berisi tanah kontaminasi zat caesium-137 tersebut.
Heru memprediksi hingga selesai proses pengangkutan, jumlahnya berada di bawah prediksi semula yakni 500 drum yang akan diangkut. Setelah pengangkutan selesai, proses selanjutnya adalah remediasi atau mengembalikan keadaan seperti semula.
"Nanti, setelah kita menyatakan clean, kita akan lakukan penebangan beberapa pohon," katanya.
ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Tak Bisa Dilintasi Akibat Banjir
Nasional • 59 menit yang laluHujan Deras Guyur Jakarta: 50 RT Banjir, Ratusan Warga Mengungsi
Nasional • 2 jam yang laluPakar Nilai DPR Panik Pemilu Dipisah, MK Terancam Digembosi
Nasional • 1 jam yang laluBanjir Luapan Sungai Cisadane di Tangerang, 2.275 Warga Terdampak
Nasional • 2 jam yang laluNotaris Tewas Terikat di Sungai Citarum Bekasi, 3 Orang Jadi Tersangka
Nasional • 2 jam yang laluLAINNYA DARI DETIKNETWORK