Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan bahwa panitia kerja (panja) terkait pencegahan penyebaran
virus corona (Covid-19) akan menyoroti tentang ketahanan nasional.
Dia, mengklaim pihaknya sudah sepakat membentuk panja tersebut dalam rapat pada 24 Februari 2020 lalu.
"Rapat internal Komisi I DPR tanggal 24 Februari sudah memutuskan untuk membentuk sebuah panja yang membahas tentang ketahanan nasional dalam menghadapi dampak corona," kata Riefky lewat pesan singkat kepada wartawan pada Selasa (3/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai NasDem Willy Aditya menyatakan bahwa pembentukan panja terkait pencegahan penyebaran virus corona belum disepakati dalam rapat resmi.
Menurutnya, usulan pembentukan panja baru sebatas pembicaraan yang disampaikan oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi di grup percakapan
WhatsApp.
"Omongan di grup, kan saya bilang tadi
brainstorming. Obrol saja baru di
WhatsApp grup," ucapnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan.
Ia menyatakan bahwa usulan tersebut bisa dibahas setelah masa reses DPR berakhir pada 23 Maret 2020 mendatang. Namun, Willy tidak menutup kemungkinan usulan tersebut dibahas sebelum masa reses berakhir, bila dampak virus corona di Indonesia terus mengalami peningkatan.
"Kalau itu dirasa mendesak, kalau itu meningkat terus bisa (dibahas)," kata Willy.
Panja virus corona diinisiasi oleh Fraksi Partai Golkar, untuk menyiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan jika virus corona menyebar luas di Indonesia. Bobby mengatakan panja menitikberatkan pada kesiapan di aspek militer.
"Kami ingin memastikan melalui panja ini bahwa ada instrumen negara yang memang mengkaji aspek ketahanan nasional terhadap dampak virus corona ini," ujarnya dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Minggu (1/3).
Bobby mengacu kepada kajian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang keterlibatan militer dalam penanganan virus. Menurutnya, itu memang wajar jika militer dijadikan garda terdepan, terutama ketika ada virus yang telah menjadi pandemik.
(mts/wis)