Surabaya, CNN Indonesia -- Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) salah satu rumah sakit pendidikan rujukan pemeriksaan corona (
Covid-19) yang resmi ditunjuk pemerintah, ternyata kekurangan stok Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medisnya.
APD merupakan pakaian dan perlengkapan untuk melindungi tenaga medis yang melakukan perawatan terhadap orang yang berisiko terjangkit virus corona. Baik berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasiem Dalam Pengawasan (PDP).
"Stoknya semakin menipis, stok yang ada mungkin cukup untuk dua hari ke depan," ujar Ketua Satgas Corona RS Unair, dr Prastuti Asta Wulaningrum, Surabaya, Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, kata Prastuti, APD sangatl penting bagi tenaga medis. Sebab satu set APD hanya bisa digunakan selama sehari. Lantaran perlengkapan tersebut bersifat sekali pakai. APD yang digunakan terdiri dari gown (baju pelindung diri), masker N95, pelindung wajah, dan sepatu boots.
"Ini sangat penting untuk tenaga medis, karena satu set APD lengkap hanya digunakan untuk satu hari. Hari berikutnya harus ganti lagi yang baru," ujarnya.
Bahkan khusus petugas medis yang bertugas di ruang isolasi, APD hanya bisa digunakan untuk sekali masuk memeriksa pasien. Sehari bisa dua atau lebih masuk ruang isolasi.
"Dari pengalaman yang ada, perawat bisa masuk ruang isolasi pasien sampai 7 kali. Karena pasien membutuhkan bantuannya," kata dia.
Saat ini pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan dinas Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jatim untuk segera membantu pasokan APD kepada pihaknya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes Jatim dan sudah mengajukan ke Gubernur Jatim lewat Pak Sekda. Kami berharap APD ini bisa segera dipenuhi," ujar dia.
Diketahui, sejauh ini baru Pemerintah Kota Surabaya lah yang telah mengirimkan APD kepada pihak RSUA. APD yang diberikan tersebut terdiri dari masker hingga baju pelindung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan sejak Kamis (12/3) lalu pemkot telah menyerahkan bantuan APD kepada RSUA. Bantuan itu berdasarkan surat permohonan bantuan yang dikirimkan pihak RS kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Jadi, pihak rumah sakit Unair mengirimkan surat permohonan bantuan APD kepada wali kota, dan hari ini kita tindaklajuti penyerahan yang diminta itu," kata Feny-sapaan Febria Rachmanita, melalui keterangan tertulisnya.
Feny mengatakan, pemkot telah menyerahkan bantuan Gown Cover All sebanyak 50 set, Masker N 95 sebanyak 50 buah, Surgical Masker sebanyak 2.500 lembar, dan Kacamata goggle sebanyak 25 buah.
"Bantuan ini sesuai dengan permintaan mereka," ujarnya.
Batas 100 Pemeriksaan Orang per HariSejauh ini RSUA Surabaya terus membuka layanan pemeriksaan covid-19 untuk masyarakat. Namun pihak rumah sakit membatasi pemeriksaan hanya untuk 100 orang per hari.
"Kita membuat batasan 100 sehari itu karena melihat kalau lebih dari itu tidak optimal lagi pelayanannya. Nanti terlalu lama menunggu dan orangnya marah-marah," kata Ketua Tim Satgas Virus Corona RSUA dr Prastuti
Tak hanya itu pembatasan ini pun dilakukan untuk memininalisaso kemungkinan adanya penularan andai kerumunan pasien yang menunggu antrean terlalu banyak. Maka itu, nomor antrean di atas 100 akan diarahkan untuk datang di hari berikutnya.
Pihaknya mengaku memahami kepanikan yang terjadi di masyarakat hingga berbondong-bondong berinisiatif ikut pemeriksaan. RSUA pun berencana menyediakan hotline untuk memudahkan masyarakat menyampaikan keluhannya, sebelum datang ke rumah sakit.
"Kita akan usahakan membuat hotline. Sehingga masyarakat bisa menghubungi langsung hotline itu. Jadi gak usah datang ke rumah sakit. Nanti (sampaikan keluhan), terus saya perlu diperiksa apa tidak," kata dia.
Hingga kemarin, kata Prastuti, total pasien yang menjalani pemeriksaan di RSUA sebanyak 500an orang. Dari jumlah itu, 9 pasien di antaranya menjalani rawat inap di ruang isolasi. Dengan rincian, 3 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 6 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
[Gambas:Video CNN]Terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo memperpanjang Masa Tanggap Darurat akibat virus corona selama 91 hari.
Merujuk pada situs resmi BNPB, status tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan meliputi evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan penyelamatan serta pemulihan saran dan prasarana.
"Perpanjangan status keadaan tertentu (masa tanggap darurat) berlaku selama 91 hari terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020," ujarnya dikutip dari rilis resmi BNPB.
Keputusan ini ditetapkan usai merebaknya virus corona di Indonesia. Doni juga menimbang, penyebaran virus corona menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa dan kerugian material. Dalam rilis resminya juga dikatakan BNPB akan menanggung segala biaya yang dikeluarkan selama masa tanggap darurat.
(frd, mln/kid)