IDI Sebut Satu dari Enam Dokter Tewas Bukan Akibat Covid-19

CNN Indonesia
Senin, 23 Mar 2020 00:30 WIB
IDI mengklarifikasi kalau satu dari enam dokter yang meninggal bukan akibat Covid-19,tapi akibat kelelahan dan serangan jantung.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengklarifikasi bahwa penyebab kematian dr Toni Daniel Silitonga tidak disebabkan oleh Covid-19. Hal ini disampaikan IDI lewat surat klarifikasi yang dipublikasikan di akun Instagram IDI.

Sebelumnya, dr Daniel disebut menjadi salah satu dokter yang meninggal akibat Covid-19 bersama dengan lima dokter lain. Kelima dokter tersebut masing-masing yakni, Hadio Ali, Djoko Judodjoko, Laurentius, Adi Mirsaputra, dan Ucok Martin.

"Adalah benar, dr. Toni Daniel Silitonga dalam wafatnya bukan disebabkan langsung oleh Covid-19...Beliau berpulang dikarenakan kelelahan dan adanya serangan jantung," jelas Ketua umum PB-IDI dr. Daeng M. Faqih, seperti tertulis dalam keterangan akun Instagram IDI.

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, IDI menyebut kalau dr Toni adalah Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Bandung Barat.

Pada hari-hari terakhir dr. Toni, ia pun bertugas dalam satuan tugas (satgas) Tim Penangulangan Covid-19 di wilayah Bandung Barat.

Sebelumnya, lewat akun Instagram yang sama, IDI menyatakan terdapat enam dokter yang meninggal diduga akibat Covid-19.

[Gambas:Video CNN]

Meski demikian, Sekretaris Jenderal IDI, Adib Khumaidi, belum bisa memastikan jika semua dokter yang meninggal tersebut karena positif terinfeksi penyakit Covid-19.

Namun, dia memastikan beberapa dari enam dokter itu memang dinyatakan positif melalui hasil pemeriksaan swab di laboratorium.

"Dikonfirmasikan memang dari gejala dan kliniknya memang dia terduga PDP, daripada Covid-19," kata Adib kepada CNNIndonesia.com, Minggu (22/3).

Ia menjelaskan, salah satu faktor lain yang menjadi sebab kematian enam dokter IDI diduga karena jumlah Alat Pelindung Diri (APD) yang minim. Oleh karena itu, ia khawatir hal serupa bisa terjadi pada dokter atau tenaga medis lain di rumah sakit yang menangani pasien corona.

[Gambas:Video CNN]

Adib mengatakan kekurangan jumlah APD saat ini disebabkan karena stoknya yang menipis. Padahal, sejumlah rumah sakit sudah mengalokasikan dana untuk menyediakan fasilitas medis tersebut.

Menurut dia, kelangkaan APD itu saat ini hampir terjadi di semua rumah sakit. Kondisi itu yang kata Adib mengkhawatirkan.

Oleh karena itu, ia berharap kepada pemerintah agar persoalan tersebut bisa teratasi. Masalahnya, kata dia, meski bukan rumah sakit rujukan, para tenaga medis di rumah sakit yang minim APD itu boleh jadi telah berhadapan dengan pasien yang positif meski belum dinyatakan langsung. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER