Terminal di Jakarta Sepi, Ribuan Pendatang Tiba di Yogya

CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2020 15:30 WIB
Sejumlah terminal bus di Jakarta sepi penumpang sejak ada imbauan Pemerintah untuk kerja dari rumah, sementara ribuan pendatang disebut tiba di DIY.
Terminal bus Puo Gebang jadi salah satu terminal yang sepi akibat dampak Corona. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah terminal di Jakarta mengaku sepi penumpang sejak ada imbauan Pemerintah untuk kerja dari rumah akibat pandemi Virus Corona. Sementara, ribuan pendatang disebut sudah padati Yogyakarta.

Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen, menyampaikan terjadi penurunan jumlah penumpang ke Jawa dan Sumatra.

"Sekarang ini sepi sekali, terutama jurusan Jawa, Wonogiri tadi pagi enggak ada penumpang, Tegal juga enggak ada," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (27/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain tujuan Jawa, penurunan jumlah penumpang juga terjadi untuk bus tujuan Sumatera. Biasanya bus tujuan Sumatera membawa 30-40 penumpang per hari menjelang bulan Ramadhan.


Revi menjelaskan bus dengan tujuan Lampung dan Padang membutuhkan biaya operasional yang cukup besar, sehingga pengurangan penumpang berdampak pada pemangkasan operasional bus.

"Bus Sumatra tujuan Lampung dan Padang masih beroperasi, tapi biaya operasionalnya cukup tinggi karena ada biaya penyeberangan, butuh 15 penumpang untuk menutupi biaya operasional, sekarang cari 10 saja susah," jelas Revi.

"Biasanya 3 bus per hari sekarang paling cuman 1 atau 2 bus," imbuhnya.

Penurunan penumpang juga terjadi di Terminal Pulo Gebang. Biasanya Terminal Pulo Gebang mendapati hingga lima ribu penumpang perhari di hari biasa.

[Gambas:Video CNN]

Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Afif Muhroji menyebutkan, penurunan jumlah penumpang terjadi sejak Senin (22/3) lalu.

"Sejak Senin minggu ini hanya ada 700-900 penumpang, biasanya bisa mencapai tiga ribu penumpang, kalau weekend bisa sampai lima ribu," ujarnya.

Afif menyebut hingga hari ini hanya penumpang tujuan Madura yang masih ramai. Sisanya, tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur tergolong sepi penumpang.

"Paling tujuan Madura saja yang masih ramai, padahal biasanya ada lonjakan penumpang menjelang puasa," kata dia.


Senada, Terminal Kampung Rambutan pun mengalami nasib serupa. Kepala Terminal Kampung Rambutan, Made Joni Sasrawan mengatakan, turunnya jumlah penumpang sudah terjadi sejak tanggal 16 Maret.

"Semenjak adanya imbauan Work From Home (WFH) sudah sepi," ujarnya.

Akibatnya, Joni menyebut ada pengurangan jumlah armada dan jumlah perjalanan. Padahal, kata dia, Terminal Kampung Rambutan biasanya melayani hingga 3.000 penumpang per harinya.

"Rata-rata bisa tiga ribu penumpang, tapi minggu ini di bawah dua ribu penumpang per hari," ungkapnya.

Ilustrasi pemudik.Ilustrasi pemudik. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengimbau warga Jakarta untuk tidak bepergian keluar kota, termasuk pulang kampung. Imbauan ini bertujuan untuk mencegah penularan virus corona keluar Jakarta.

Pemerintah kemudian melalui Kementerian Perhubungan menyatakan tengah mengkaji opsi larangan mudik lebaran 2020 demi mencegah penyebaran virus corona.

Ramai Pendatang

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku mengawasi 1.188 pendatang yang tiba di wilayah itu untuk mengantisipasi merebaknya Covid-19.

"Data pendatang yang sudah kami laporkan ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X jumlahnya sebanyak 1.188 orang," kata Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Jumat (27/3) dikutip dari Antara. Namun, ia tak merinci periode kedatangan para pemudik itu.

Ia mengatakan pendatang yang datang ke Gunung Kidul mayoritas masuk ke Kecamatan Playen, Nglipar dan Semanu. Untuk mengantisipasi pendatang/pemudik, Pemkab Gunung Kidul membentuk gugus tugas kecamatan.

"Kami juga meminta puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan untuk selalu siaga mengantisipasi pendatang atau warga yang pulang dari luar daerah," katanya.

Badingah mengatakan Pemkab Gunung Kidul telah menetapkan Surat Keputusan Nomor 126/KPTS/2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Covid-19 pada 23 Maret 2020. Status itu berlaku dari 23 Maret sampai 29 Mei.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo mencatat ada 414 orang yang pulang kampung ke wilayahnya selama kurun waktu Februari-24 Maret 2020

Terminal di Jakarta Sepi, Ribuan Pendatang Tiba di YogyaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Mereka mayoritas berasal dari Jakarta. Sisanya berasal dari Surabaya, Malang, hingga dari luar negeri, seperti Malaysia dan pulang umrah.

"Jumlah tersebut masih terus bertambah. Kami masih melakukan koordinasi dengan semua pihak," kata dia, dikutip dari Antara.

Terkait dengan banyaknya warga pendatang atau pun pemudik yang tiba di DIY, Juru Bicara Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten/Kota untuk meningkatakan pemantauan kesehatan.

"Tentunya sampai ke pelayanan kesehatan di tingkat pertama yaitu Puskesmas, dan berkoordinasi dengan pemangku wilayah masing-masing," jelas dia.

(arh/mel/sut/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER