Baru Dibuka Sehari, 10 Ribu Warga Daftar Tes Corona di Jabar

CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2020 17:45 WIB
Tes masif diprioritaskan untuk warga yang memiliki gejala Covid-19, kontak langsung dengan pasien positif, serta pergi ke empat transmisi lokal di Jabar.
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Bandung, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membuka pendaftaran tes masif virus corona (Covid-19) melalui aplikasi Pikobar atau Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat sejak Kamis (26/3). Sampai Jumat (27/3) pukul 14.00 WIB, jumlah pendaftar tes masif melalui aplikasi tersebut sudah mencapai 10 ribu orang.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan tes masif bertujuan untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran virus corona. Namun tes ini bersifat terbatas karena terdapat prioritas yang sudah ditetapkan dan sejumlah persyaratan.
"Karena tidak untuk 50 juta penduduk di Jabar, tes masif ini hanya untuk sekian persen, maka kita seleksi. Kalau masih ada antrian karena proses screening untuk meyakini bahwa yang mendaftar itu benar harus ikut tes," kata pria yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

Emil menjelaskan sebelum mendaftar lewat aplikasi tersebut, masyarakat umum harus melakukan periksa mandiri. Hal itu bertujuan agar masyarakat yang mengikuti tes masif benar-benar diketahui memiliki potensi besar terpapar virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mohon bersabar, kita sudah membuat sistem yang benar. Hanya masalah cepat lambat tentu disesuaikan dengan kondisi antrian yang sangat banyak dan sangat luar biasa," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar Setiaji menyatakan jumlah alat tes virus corona yang terbatas menjadi salah satu faktor pihaknya menetapkan skala prioritas bagi peserta.

Setiaji menyebut pihaknya hanya akan memprioritaskan warga yang memiliki gejala Covid-19, pergi ke wilayah terpapar Covid-19 dan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19, serta pergi ke empat transmisi lokal virus corona di Jabar.

Empat klaster yang dimaksud yakni Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar di Kabupaten Karawang, Seminar Bisnis Syariah di Kabupaten Bogor, Seminar keagamaan di Kota Bogor, dan Seminar keagamaan di Kabupaten Bandung Barat.

"Dalam form pendaftaran, ditanyakan beberapa riwayat, apakah pernah masuk ke klaster yang empat klaster yang disebut Pak Gubernur atau tidak," kata Setiaji.
Selain itu, kata Setiaji, pendaftaran tes masif via aplikasi Pikobar diprioritaskan untuk masyarakat yang masuk tiga kategori.

Pertama kategori A, yakni masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi seperti orang dalam pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, pasien dalam pengawasan (PDP) dan keluarga, tetangga, dan teman, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19.

Kedua kategori B yaitu masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya atau rawan tertular. Ketiga kategori C adalah masyarakat luas yang memiliki gejala sakit yang diduga penyakit Covid-19.

"Di situ ada lampiran, diharapkan masyarakat untuk cek mandiri dulu, tidak langsung daftar. Di aplikasi Pikobar ada fitur periksa mandiri dulu. Nanti hasilnya itu di-upload di form pendaftaran," ujarnya.

Menurut Setiaji, akan ada proses verifikasi dan validasi dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar berdasarkan form pendaftaran, sebelum mendapat undangan melakukan tes masif Covid-19.

[Gambas:Video CNN]

Jika pendaftar sudah terverifikasi, Pikobar akan mengirim QR Code dan undangan berupa pesan singkat untuk menentukan lokasi dan jadwal tes.

"Itu kami lakukan untuk menghindari antrean atau kerumunan. Kemudian, pendaftar mesti bawa nomor pendaftaran beserta QR Code dan nanti di-scan oleh petugas. Tes menggunakan pola drive-thru. Peserta tes menjalani pemeriksaan cepat tanpa harus turun dari kendaraannya," katanya. (hyg/fra)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER