Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota
Bekasi, Jawa Barat, mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,7 miliar yang diperuntukkan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memproduksi Alat Pelindung Diri (
APD) terkait pandemi virus corona (
Covid-19).
"Kita sedang merumuskan stimulus ekonomi bagi UMKM melalui Bank Perkreditan Rakyat Syariah Kota Bekasi," kata Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Bekasi Eka Hidayat Taufik, Senin (6/4) seperti dikutip
Antara.
Eka mengatakan rencana penganggaran ini dilakukan sebagai upaya pemerintah daerah menstabilkan ekonomi para pelaku UMKM yang tersendat di tengah wabah virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyebut alokasi anggaran ini untuk mendorong pelaku UMKM memproduksi sejumlah alat kesehatan mulai dari masker,
hand sanitizer, hingga APD bagi tenaga medis yang menangani pasien kasus Covid-19.
Eka menyebut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi sedang memproses pencairan anggaran agar dapat segera dimanfaatkan pelaku usaha kecil di wilayah tersebut.
"Karena pendanaannya sebagian memanfaatkan dana bergulir yang ada di BPRS yang bertindak sebagai
bank chanelling, verifikasi, sekaligus penetapan UMKM penerima manfaat," kata Eka.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono meminta seluruh elemen terkait segera merealisasikan anggaran tersebut karena tingginya kebutuhan akan alat kesehatan di tengah wabah Covid-19.
"Pergerakan warga saat ini dibatasi otomatis aktivitas ekonomi terganggu sehingga harus ada solusi yang mampu menggairahkan ekonomi kita. Saat ini alat kesehatan sangat dibutuhkan jadi akan kita percepat prosesnya," kata Tri.
Sistem Jual Beli Daring Pasar TradisionalSelain itu, Pemkot Bekasi sedang mempersiapkan para pedagang di 11 pasar tradisional menerapkan sistem jual beli daring. Konsumen dan penjual nantinya berkomunikasi lewat telepon atau aplikasi pesan seperti Whatsapp.
"Akan ada 11 pasar nantinya yang kami siapkan" ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi, Kariman melalui sambungan telepon, Senin.
Ia mengatakan saat ini setidaknya sudah tiga pasar tradisional yang beroperasi dengan sistem daring ini. Sementara itu, sambungnya, delapan pasar lagi sedang dalam proses sosialisasi.
"Saat ini masih 3 pasar (beroperasi dengan sistem jual beli daring): Pasar Kranji, Bantar Gebang, dan Harapan Jaya," tutur Kariman.
Ia mengatakan Pemkot Bekasi sudah memublikasikan nomor penanggung jawab ketiga pasar yang sudah beroperasi dengan sistem jual beli daring tersebut. Konsumen yang hendak berbenja, kata Kariman, bisa langsung menghubungi nomor telepon yang tertera di instagram resmi @humaskota bekasi.
[Gambas:Instagram]Kariman menjelaskan alasan Pemkot Bekasi menyiapkan pasar dengan sistem daring ini guna menghindari kerumunan yang biasa terjadi di pasar.
"Cukup efektif ya saya rasa (meminimalisasi kerumunan). Masyarakat juga menyambutnya dengan baik," katanya.
(antara, ndn/kid)
[Gambas:Video CNN]