Ambon, CNN Indonesia -- Puluhan penumpang asal Kabupaten
Kepulauan Tanimbar yang meninggalkan zona merah
virus corona (Covid-19) terlantar selama dua pekan di
Ambon, Maluku. Mereka datang dari Bali, Makassar, dan Manado.
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, menutup akses jalur pelayaran selama empat belas hari.
Kabiro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Maluku Melky Lohy mengatakan dari data Gugus Tugas Covid-19 ke-29 penumpang yang mengantongi KTP Tanimbar itu telah dirumahkan. Mereka sebelumnya bekerja di Bali, Makassar dan Manado akibat wabah virus corona (covid-19) melanda wilayah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bali dan Makassar termasuk zona merah corona, sedangkan Manado merupakan wilayah transmisi lokal penyebaran covid-19.
"Berdasarkan rute perjalanan untuk penumpang dari Bali mereka datang pada Rabu (1/4), sementara untuk penumpang Makassar dan Manado pada Minggu dan Senin pada tanggal 5-6 April 2020," kata Melky, di Gedung Kantor Gubernur Maluku, Rabu, (15/4) sore.
Ia mengatakan ke-29 warga Tanimbar ini setelah tiba di Ambon mereka memiliki sanak keluarga sehingga diperbolehkan mengikuti karantina mandiri selama empat belas hari sambil menunggu Pemda Kabupaten Kepulauan Tanimbar membuka pelayaran.
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali berjaga di sekitar kawasan wisata Pantai Balangan yang ditutup sementara di Badung, Bali, Minggu (29/3/2020). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF) |
Namun, kata Melky, keluarga menolak kehadiran mereka karena khawatir akan membawa virus corona dari wilayah zona merah.
"Sehingga mereka kembali mengisolasi di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon sambil menunggu pelayaran di KTT dibuka, jadi bukan kami terlantarkan tetapi ini protap seperti itu,"tuturnya
Saat ini, kata Melky, Pemprov Maluku sedang melakukan koordinasi dengan Pemda Kabupaten Kepulauan Tanimbar terkait pelayaran yang dipastikan akan berakhir pada tanggal 14 April kemarin.
Salah satu penumpang asal Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Rosa Delima Ratuanak mengatakan dirinya bersama sejumlah teman dibiarkan terlantar bahkan tak dilayani di Maluku.
Ia mengatakan mereka memilih pulang kampung halaman karena telah dirumahkan semenjak wabah virus corona menyerang tempat ia bekerja di Bali.
Setelah tiba di Ambon, ia tak bisa melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar akibat akses laut ditutup pemda setempat guna memutus rantai penyebaran corona.
"Kami semua ini, warga Tanimbar, ada yang kerja di Bali, Makassar dan Manado, semuanya dirumahkan,"ucapnya.
Selama dua pekan dibiarkan terlantar, mereka bersepakat mendatangi Gedung Kantor Gubernur Maluku menuntut pemerintah untuk dipulangkan ke kampung halaman. Sebab, kata dia, selama isolasi mandiri di pelabuhan tak ada pelayanan kepada mereka.
"Kami tuntut untuk dipulangkan ke KTT, karena selama di sini kami ditolak oleh keluarga, kami juga tak mendapatkan pelayanan dari pemerintah, minimal ada tempat isolasi yang layak selama ada karantina wilayah di KTT," ujarnya.
(sai/pmg)
[Gambas:Video CNN]