Jakarta, CNN Indonesia -- Pulang kampung atau
mudik jadi kegiatan yang lazim dilakukan tahun ke tahun, khususnya bagi perantau. Mudik umumnya dilakukan jelang
lebaran.
Tahun ini, Presiden Joko Widodo
melarang masyarakat Indonesia mudik lebaran untuk menekan penyebaran wabah covid-19 atau corona. Ini pertama kalinya mudik dilarang dilakukan di Indonesia.
Arus mudik bisa sampai belasan juta tiap tahunnya. Hal ini kerap mengakibatkan kemacetan hingga kenaikan angka kecelakaan lalu lintas. Stasiun dan halte angkutan umum pun ramai diserbu pemudik.
Tiap tahun Kementerian Perhubungan punya Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu yang dibentuk untuk menanggulangi perkara mudik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai lintas instansi pemerintah pun turut andil dalam pelaksanaan mudik tiap tahun. Mulai dari Kemenhub, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Badan Sar Nasional, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sampai Polri dan TNI.
Menengok mudik lebaran tahun 2019 lalu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hubungan mencatat total penumpang pemudik dengan angkutan lebaran adalah 18.343.021 orang.
Angka ini dicatat dari total penumpang yang melakukan perjalanan mudik pada periode H-7 lebaran (29 Mei 2019) sampai dengan H+7 lebaran (13 Juni 2019).
Moda transportasi yang digunakan pemudik mulai dari angkutan darat, laut dan udara. Pada jalur darat jumlah penumpang 3.741.741 orang di tahun 2019.
Kemudian jalur penyeberangan ada 4.069.968 penumpang. Sementara moda kereta api mencatat 4.771.325 penumpang. Sedangkan jalur laut mencatat 1.366.254 penumpang.
Untuk penumpang pesawat tercatat 3.522.585 penumpang.
Perpindahan orang dalam jumlah besar ini juga meningkatkan risiko kecelakaan. Kemenhub mencatat tahun lalu sepanjang mudik dan balik ada lebih dari 500 kecelakaan lalu lintas.
(fey/sur)
[Gambas:Video CNN]