Ambon, CNN Indonesia -- Tujuh orang eks kelompok Front Kedaulatan Maluku (FKM) yang berafiliasi dengan Republik Maluku Selatan (
RMS) mendeklarasikan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jelang peringatan hari ulang tahun kelompok
separatis itu pada 25 April.
Ketujuh aktivis FKM-RMS ini di antaranya SN, FS, AN, GS, YT, FL dan ES. Mereka menolak imbauan pengibaran bendera Benang Raja yang biasa dilakukan dalam menyambut HUT RMS.
Para aktivis juga menolak ikatan sumpah deklarasi di kantor pemerintahan Desa Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku pada Selasa (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Urusan Hubungan Masyarakat Polisi Resort Kota Ambon Iptu Julkisno Kaisupy mengatakan para aktivis ini menyesali keterlibatannya dalam Kelompok FKM.
"Mereka sesali pernah bergabung dengan kelompok separatis RMS yang ingin memisahkan diri dari NKRI," kata dia, melalui pernyataan resmi, Selasa sore.
[Gambas:Video CNN]Kaisupy membenarkan bahwa ketujuh eks kelompok RMS tersebut membuat surat pernyataan dan menolak dengan keras untuk mengibarkan bendera berlambang burung pombo tersebut sebagai bentuk kecintaan terhadap NKRI.
Secara terpisah, Kapolda Maluku Irjen Polisi Baharudin Djafar mengirimkan personelnya untuk mengamankan lokasi yang menjadi titik rawan kelompok separatis ini jelang peringatan HUT-nya.
"Kita harus turunkan anggota terlebih dahulu untuk memantau situasi di beberapa wilayah kecamatan dan perkampungan yang sudah terdata, tujuannya adalah kita melaksanakan penggalangan serta deteksi dini di daerah atau perkampungan yang memang dianggap rawan," ujar dia, dalam Gelar Pelatihan pra Ops Merah Putih.
Baharudin Djafar menegaskan dalam pelaksanaan operasional anggota, masing masing fungsi satuan kerja operasi harus serius dalam melaksanakan tugas serta mengikuti arahan petunjuk imbauan.
"Kepada Direktur Intelijen yang mana sudah memberikan masukan lewat beberapa laporan serta testimoni, Saya sangat mengharapkan Intelijen untuk pelaksanaan deteksi dini dalam tugas operasi,"tegasnya.
Disampaikannya, personel yang diterjunkan juga diminta tetap mengutamakan protokol kesehatan di tengah pandemi Virus Corona.
 Selain RMS, gerakan separatisme yang masih ada di Indonesia adalah gerakan pro-Papua Merdeka. ( CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Saya imbau seluruh rekan rekan anggota agar supaya dalam pelaksanaan tugas operasi harus mengutamakan kebersihan diri serta mengikuti arahan dan petunjuk Kapolri," tutup Kapolda.
RMS yang memiliki lambang burung merpati putih Maluku 'Pombo', merupakan salah satu kelompok pemberontak yang hendak mendirikan negara di dalam NKRI alias separatis.
Basisnya di Ambon sudah dikalahkan TNI pada 1950, para pemimpin dan pengikutnya juga sempat mengasingkan diri di Belanda sambil tetap melakukan gerilya.
(sai/arh)