Propam Usut Cekcok Polisi-Gusdurian saat Pembagian Sembako

CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2020 15:31 WIB
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) mengemas paket sembako ke dalam kantong di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 19 April 2020. Pemkot Bekasi mendistribusikan bantuan 3.700 paket sembako dari Kemensos untuk 56 kelurahan. CNNIndonesia/Safir Makki
Ilustrasi. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolres Sumenep AKBP Deddy Supriadi menjelaskan Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) tengah melakukan pemeriksaan terkait percekcokan anggota polisi terhadap relawan Gusdurian saat kegiatan bantuan sosial dampak virus corona di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (18/4) malam lalu.

Sejumlah saksi dan anggota polisi yang terlibat dipanggil untuk dimintai keterangan oleh Propam Polres Sumenep.

"Saat ini sedang mengundang pihak Gusdurian termasuk anggota kami dan saksi-saksi di TKP untuk dilakukan klarifikasi oleh Seksi Propam Polres Sumenep," kata Deddy saat dikonfirmasi, Rabu (22/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun, dia membantah terjadi pemukulan. Deddy menyebut anggota polisi hanya memberi teguran ketika relawan Gusdurian itu mengambil foto di Posko PAM Covid-19 Sumenep yang berujung pada adu mulut.


Deddy menerangkan, foto tersebut diambil saat anggota kepolisian di lokasi sedang berganti tugas sehingga salah satu diantara polisi tersebut terlihat sedang beristirahat. Pengambilan foto itu membuat anggota di sana tidak terima karena relawan Gusdurian mengambil gambar secara diam-diam.

"Tidak adanya suatu peristiwa pemukulan seperti yang dikatakan oleh yang bersangkutan," kata dia.

"Yang sebenarnya adalah hanya menegur dan tidak perlu lagi melakukan pemotretan," tambah dia.

Sebelumnya Koordinator bagi-bagi sembako, Gusdurian Sumenep, Abdullah Alkudus mengungkapkan, percekcokan dilatarbelakangi saat mengambil gambar foto polisi yang bersiaga sedang beristirahat tidur. Semula, kata dia, kegiatan berjalan lancar, namun polisi tiba-tiba memprotes setelah diketahui salah satu anggota ormas itu ada yang mengambil gambar.

"Anak buah kami dihampiri dan dipukul sebanyak tiga kali oleh oknum polisi. Dia memprotes karena mengambil gambar tanpa pamit," kata Abdullah, Selasa (21/4).


Abdullah mengatakan persoalan mengambil gambar tanpa izin di sela kegiatan kelompoknya, bukanlah hal baru. Pasalnya, setiap kegiatan yang berlangsung, gambar foto diambil untuk dibuat dokumentasi yang kemudian dijadikan laporan kegiatan.

"Persoalan polisi tidur, foto itu direncanakan dibuat dokumentasikan bahwa mereka tengah berjuang secara serius dalam memerangi pandemi virus corona. Tapi sayang mereka bertindak kasar," ungkapnya. (osc/mjo/osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER