Cegah Corona, Pasar di Jatim akan Terapkan Ganjil Genap

CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2020 04:59 WIB
Aktifitas pedagang sayur mayur di Pasar Rawamangun, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017. Seminggu pasca lebaran, aktifitas pedagang mulai kembali normal namun masih sedikitnya pembeli. CNN Indonesia/Safir Makki
Ilustrasi pasar tradisional (CNN Indonesia/Safir Makki)
Surabaya, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur bakal menerapkan sistem ganjil genap di sejumlah pasar tradisional. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk penerapan physical distancing mencegah penularan virus corona (Covid-19). Gubernur Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kebijakan itu diterapkan mulai Rabu (6/5).

"Mulai besok (6 Mei) ada beberapa pasar yang harus dilakukan berdagang selang seling. Satu toko buka, sebelahnya tutup, sebelahnya lagi buka," kata Khofifah saat berbincang dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa, Selasa (5/5).
Nantinya, tiap pedagang atau toko ditentukan ganjil atau genap. Mereka boleh menjajakan dagangannya secara bergantian.

Jika hari ini pedagang dengan urutan ganjil yang buka, maka hari berikutnya mereka harus tutup. Giliran pedagang urutan genap yang boleh menjual dagangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari pertama toko ganjil yang buka, hari kedua toko genap yang buka. Dibikin sistem ganjil genap," ujar Mantan Menteri Sosial RI tersebut.
Tak hanya itu, Khofifah juga akan menerapkan format pasar dengan model berjarak. Format tersebut, kata dia, mengadopsi seperti halnya pasar di Vietnam.

"Mulai besok ada beberapa pasar dengan format seperti di Vietnam. Kita melakukan exercise agak lama karena memindahkan mereka dari pasar dimana mereka sudah punya meja ke jalan raya, tidak sesederhana itu," katanya.

Hingga Selasa (5/5), telah ada 1.162 orang yang positif mengidap virus corona di Jawa Timur. Dari jumlah jumlah tersebut, 198 dinyatakan sembuh dan 123 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

"Ada beberapa alogaritma yang sering kami diskusikan, satu kalau semua disiplin, akhir Mei sudah peak. Jika tidak disiplin dan ada klaster tidak terespon lebih efektif, sangat mungkin awal Juni [puncaknya]," kata Khofifah.
(frd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER