Medan, CNN Indonesia -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP)
virus corona (Covid-19)
Sumatera Utara mengumumkan kasus positif bertambah 11 sehingga total ada 141 orang hingga Rabu (6/5). Di hari sebelumnya, ada 130 orang yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
"Ada penambahan 11 pasien positif Covid-19. Semula berjumlah 130 orang pada hari Selasa (5/5), kini pasien positif Covid-19 dikonfirmasi berjumlah 141 orang pada hari ini, Rabu (6/5) per pukul 16.00 WIB," kata Jubir GTPP Sumut, Aris Yudhariansyah, Rabu (6/5).
Dari total 141 kasus positif, sebanyak 16 di antaranya meninggal dunia dan 43 orang dinyatakan telah sembuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini berjumlah 151 orang," kata Aris.
Aris lalu menjelaskan bahwa pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh bisa saja kembali positif terinfeksi atau yang disebut dengan reinfeksi atau reaktivasi. Misalnya seperti dialami Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, Ory Kurniawan yang merupakan ajudan.
Berkenaan dengan hal itu, Aris meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh virus corona. Protokol kesehatan harus senantiasa dipatuhi guna mencegah penularan atau kembali terinfeksi pada pasien yang sebelumnya dinyatakan sembuh.
"Penyakit ini memang bisa sembuh dan tidak perlu panik, tetapi diharapkan jangan sampai kita menyepelekan. Belum lagi, baru-baru ini kita juga mendengar ada kasus reinfeksi atau reaktivasi, yakni pasien yang sudah dinyatakan sembuh kembali positif," paparnya.
Meskipun langka, kata Aris, ada beberapa kemungkinan penyebab reinfeksi. Pertama, hasil negatif 'palsu' tes swab yang berasal dari pengambilan spesimen sampel lendir yang kurang cukup. Bisa juga dari hasil positif 'palsu' yang berasal dari spesimen yang mengandung virus tidak aktif.
Kemungkinan kedua, virus yang masih tersisa dalam pasien sembuh aktif kembali. Menurut Aris, Hal ini bisa terjadi karena pertahanan tubuh pasien yang masih lemah, sehingga virus bisa memperbanyak diri kembali.
Bila ini terjadi, lanjut Aris, gejala yang ditimbulkan jauh lebih ringan dan transmisi orang ke orang kemungkinan kecil terjadinya.
"Untuk itu, kami tekankan kembali pembatasan aktivitas sosial secara masif masih harus kita lakukan dengan ketat. Bahkan, beberapa negara yang berhasil menghentikan puncak pertambahan kasus seperti Korea dan Tiongkok, juga masih mengalami kemunculan kasus. Meskipun sudah tidak banyak," tuturnya.
Menurut Aris reinfeksi juga bisa terjadi lagi karena kemungkinan pasien sembuh terpapar virus dengan tipe lain.
"Ada kemungkinan memori kekebalan tidak akan berjalan pada pasien yang sembuh dari virus pertama, karena sistem imun tidak mampu mengenal tipe virus yang baru," kata Aris.
(fnr/bmw)
[Gambas:Video CNN]