Surabaya, CNN Indonesia -- Tim Advokasi PSBB dan Surveilans Covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM
) Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo menyarankan agar pembatasan sosial berskala besar (
PSBB) di Surabaya diperpanjang. PSBB selama 2 pekan masih kurang optimal dalam menekan penyebaran virus
corona.
"Kami, FKM Unair, mengusulkan ke Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) untuk PSBB tidak berhenti 14 hari," kata Windhu, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (8/5).
Diketahui, PSBB berlaku di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo pada 28 April hingga 11 Mei mendatang. Menurut FKM Unair, perlu ditambah 14 hari lagi.
Windhu mengatakan pihaknya sudah melakukan kajian. Menurutnya, masa penularan dan inkubasi pengidap virus corona cenderung berbeda-beda. Mulai dari 14 hingga 25 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari banyak kondisi global dan ditulis dalam beberapa jurnal internasional, sebenarnya penularan tidak hanya dalam masa inkubasi. Penularan sesungguhnya tidak hanya pada masa inkubasi, 14 hari," kata dia.
Merujuk jurnal perjalanan alamiah, Windhu memaparkan bahwa Covid-19, 30 persen orang tanpa gejala (OTG) memiliki masa inkubasi sampai 14 hari. Lalu untuk pasien positif bergejala ringan, sebanyak 55 persen di antaranya memiliki masa inkubasi hingga 21 hari
Kemudian untuk pasien bergejala berat, sebanyak 10 persen memiliki masa inkubasi 25 hari. Mengenai pasien kritis, 5 persen di antaranya memiliki masa inkubasi 25 hari.
"Jadi kalau PSBB hanya dilakukan 14 hari, kemudian berhenti, yang terjadi maka dia bisa menulari, 55 persen pasien gejala ringan itu bisa menulari," ucap Windhu.
Windhu mengamini kurva infeksi virus corona berangsur menurun hingga hari ke-11 pelaksanaan
PSBB di Gresik dan Sidoarjo. Namun, ia khawatir muncul gelombang penularan baru jika PSBB hanya berlaku selama 14 hari tanpa diperpanjang.
"14 hari hanya sebagai evaluasi, mile stone aja, 14 hari ini belum bagus, jadi apa pun kurvanya baik atau tidak, hendaknya PSBB dilengkapi sampai 28 hari, jadi ditambah 14 hari ke berikutnya," kata Windhu.
Jika telah PSBB diperpanjang, maka Windhu meminta seluruh masyarakat agar disiplin dan mematuhi seluruh aturan PSBB. Tidak keluar rumah bila tak ada kepentingan mendesak, jaga jarak, pakai masker dan yang lainnya.
"Semoga dilanjutkan dengan PSBB yang betulan, bukan PSBB abal-abal, karena masih ada warga yang bergerak terus. Ini bisa berjalan jika masyarakat bersatu-padu," ujar Windhu.
Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Heru Tjahjono menyatakan, hingga saat pihaknya belum memutuskan apakah penerapan PSBB, di Surabaya Raya akan diperpanjang atau tidak.
Namun, Heru mengungkapkan berdasarkan data kurva kasus Covid-19 yang dikumpulkan Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, angka penularan di tiga wilayah itu belum menggembirakan. Artinya, perpanjangan PSBB di Surabaya Raya masih dimungkinkan.
"Intinya kami belum bisa mengumumkan apakah PSBB akan diperpanjang atau tidak, tapi berdasarkan data ini, ada kemungkinan [diperpanjang]. Kami masih perlu melakukan observasi," ujar Heru yang juga menjabat Sekdaprov Jatim ini.
(frd/bmw)
[Gambas:Video CNN]