Pemerintah Tegaskan Belum Ada Obat Virus Corona di Dunia

CNN Indonesia
Selasa, 19 Mei 2020 16:59 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Achmad Yurianto menyampaikan bahwa kondisi dua orang pasien positif virus Corona yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, keadaannya semakin membaik sedangkan sebanyak 68  kru kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan tidak terjangkit virus usai diperiksa spesimennya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto saat memberikan keterangan pers. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan hingga saat ini belum ditemukan vaksin ataupun obat yang menjadi standar dunia untuk digunakan melawan virus corona (Covid-19).

Keterangan itu disampaikan Yurianto untuk menanggapi sejumlah kabar yang simpang-siur terkait klaim penemuan obat atau vaksin untuk Covid-19.

"Masih belum ada satu pun obat ataupun vaksin yang digunakan sebagai standar dunia," kata Yuri, sapaan akrabnya, dalam Konferensi Pers di Graha BNPB, Selasa (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menerangkan, pakar-pakar diseluruh dunia masih melakukan penelitian terkait dengan virus ini, sehingga pada ujungnya nanti akan tersedia obat ataupun vaksin.

Oleh sebab itu, dalam situasi seperti ini, pemerintah pun menegaskan bahwa satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah menekan penyebaran virus Covid-19.

"Ini sudah menjadi isyarat yang harus kita yakini, bahwa cara inilah yang bisa digunakan untuk mengendalikan pandemi Covid-19 ini," lanjut Yuri.


Dia terus mengimbau masyarakat dapat mulai menerapkan hal tersebut dengan membiasakan pola hidup sehat sesuai dengan protokol yang sudah disiapkan oleh pemerintah.
Dengan begitu, penyebaran Covid-19 pun dapat terputus sampai obat ataupun vaksin yang sedang diteliti dapat diciptakan.

Kendati demikian, Yuri mengatakan kebiasaan tersebut harus diadaptasikan sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas dan produktif dengan mengedepankan prinsip-prinsip keamanan dari Covid-19.

"Inilah yang kemudian menjadi perubahan perilaku mendasar, yang kita sebut sebagai normal baru," pungkas Yuri.

Sebelumnya, Yuri sempat menyinggung bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa penyakit yang telah menjadi pandemi global ini tidak akan bisa dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, pemerintah pun mulai mengimbau agar masyarakat membiasakan hidup dalam tatanan kebiasaan normal yang baru (The New Normal).

Kebiasaan itu seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat terpaksa harus berpergian di luar rumah, menghindari kerumunan massa, dan juga menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain (physical distancing).

Sebenarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian telah mendaftarkan hak paten untuk tiga produk antivirus produksi Indonesia.

Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) Ketut Gede Mudiarta mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba terhadap sejumlah tumbuhan yang berpotensi sebagai anti virus corona. Hasilnya, disimpulkan tanaman eucalyptus paling efektif menangkal virus corona karena memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).

"Kemudian, beberapa prototype teknologi berbasis minyak eucalyptus sebagai anti virus dihasilkan atas kolaborasi beberapa unit kerja dibawah Balitbangtan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, dikutip Senin (18/5). (mjo/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER