Yogyakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah dusun di Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) memperketat pembatasan lokal selama
Idul Fitri 1441 Hijriah/ 2020.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, pembatasan lokal rata-rata dilakukan selama 2-5 hari dimulai sejak hari pertama lebaran atau 24 Mei 2020.
Salah seorang warga Dusun Glagahwero, RT 03/RW 04, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Ahmad Mutaqim Habibie mengungkapkan, wilayahnya ditutup total selama dua hari untuk menghindari sentuhan kontak langsung dan mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Mereka menghindari kedatangan para pemudik maupun warga dari luar yang hendak silaturrahim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak tahu mana yang OTG (orang tanpa gejala). Sementara yang lolos mudik banyak, karena penjagaan di perbatasan tidak konsisten sehingga tak semua diperiksa," Ahmad kepada
CNNIndonesia.com, Senin (25/5).
Dengan penutupan sementara tersebut, warga dari luar maupun pemudik yang hendak masuk ke dusun Glagahwero diminta untuk putar balik. Kata Ahmad, bahkan ada warga yang baru mudik dari Surabaya tidak diizinkan masuk dusun, melainkan harus menjalani karantina di lokasi lain selama 14 hari.
Ahmad menegaskan langkah tersebut bukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang terkesan mulai beritikad melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Bagi kami, lebih baik menjaga. Antisipasi karena tidak bisa melihat "musuh" (virus)," imbuhnya.
 Warga melintas di depan spanduk penutupan jalan masuk Desa Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (30/3). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww. |
Sedangkan warga Dusun Cibuk Kidul, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman, DIY, Sri Widodo menyatakan, berdasarkan kesepakatan warga setempat, dusunnya juga melakukan pembatasan akses keluar masuk warga selama lebaran.
"Alhamdulillah ada kesadaran warga untuk tidak bepergian. (Meskipun) Dusun Cibuk boleh untuk keluar dan tidak dikunci," jelasnya.
Pihaknya juga melakukan pendataan terhadap pemudik yang masuk ke wilayahnya. Sedangkan orang dari luar yang hendak bertamu karena hal penting hanya diberi arahan.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menganggap langkah beberapa dusun menutup sementara wilayahnya selama lebaran merupakan bentuk kehati-hatian yang kebablasan.
"Ini hampir se-Kabupaten Sleman seperti itu tanpa ada yang menginstruksikan. Itu hasil musyawarah di padukuhan," kata dia.
Namun demikian, kata Sri, akses keluar-masuk dusun mulai dilonggarkan kembali setelah 2-3 hari penerapan. Bahkan mulai hari ini, Senin (25/5), sebagian padukuhan sudah membolehkan warganya keluar Dusun.
"Besok pagi PNS sudah masuk kerja sehingga akan diikuti kelonggaran-kelonggaran di Dusun," tuturnya.
Sri mengatakan langkah tersebut bukan bentuk penolakan warga atas kebijakan pemerintah, melainkan bentuk kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan supaya tidak ada kasus Covid-19 di dusun mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan, idealnya pembatasan masa inkubasi virus Corona sedianya diterapkan dengan ketat dan disiplin.
"Karena hampir tidak mungkin orang bisa disiplin penuh, maka sebaiknya minimal 14 hari," paparnya.
(sut/gil)
[Gambas:Video CNN]