Jakarta, CNN Indonesia -- Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra menilai
PSBB Transisi DKI Jakarta selama hampir dua pekan berjalan tidak efektif dan berpotensi meningkatkan kasus positif
virus corona (Covid-19).
Menurut dia PSBB Transisi berpeluang membuat masyarakat merasa bebas dari Covid-19. Warga pun kembali beraktivitas seperti biasa. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan berpotensi diabaikan.
"Padahal kita masih 'berselancar' di gelombang pertama belum sampai puncak kasus, semestinya PSBB ini diperketat," kata Hermawan melalui telepon pada
CNNIndonesia.com, Senin (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktivitas warga dalam beberapa hari terakhir memang terus meningkat. Warga mulai memadati beberapa kawasan di sekitar DKI Jakarta.
Tempat wisata seperti kawasan Puncak Bogor bahkan sempat mengalami kemacetan parah pada akhir pekan lalu akibat lonjakan warga yang berkunjung ke sana.
Sejumlah ruas jalan di Jakarta juga terpantau ramai sejak Gubernur DKI Anies Baswedan menerapkan PSBB transisi. Di sejumlah stasiun KRL pun mulai terpantau antrean calon penumpang.
"Untuk pemerintah DKI, kami sangat menyayangkan (kebijakan) terlalu longgar, padahal kami berharap DKI menjadi contoh sukses penanganan Covid-19," ucapnya.
Menurut dia lonjakan aktivitas warga itu mengindikasikan PSBB Transisi tidak efektif dan bisa meningkatkan jumlah kasus positif corona.
Kekhawatiran Hermawan bukannya tak berdasar. Menurut data tiga hari terakhir, tercatat pertambahan kasus rata-rata 1.000 per hari.
Pada Jumat (12/6) tercatat pertambahan kasus sebanyak 1.111, Sabtu (13/6) pertambahan kasus 1.014 dan Minggu (14/6) bertambah 857.
"Untuk pemerintah DKI, kami sangat menyayangkan (kebijakan) terlalu longgar, padahal kami berharap DKI menjadi contoh sukses penanganan Covid-19," ucap Hermawan.
Dia melanjutkan bahwa konsep transisi menuju new normal belum tepat diterapkan saat ini. Pemerintah seharusnya fokus memperketat PSBB. Apalagi, Indonesia belum mencapai puncak kasus Covid-19.
"Jadi
timing-nya (melonggarkan PSBB) masih belum tepat," katanya.
(mln/wis)
[Gambas:Video CNN]