PSBB Transisi Tak Efektif, Rentan Picu Lonjakan Kasus Positif

CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2020 14:44 WIB
Ratusan calon penumpang KRL Commuter Line mengantre menuju pintu masuk Stasiun Bogor di Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Antrean panjang calon penumpang tersebut terjadi saat dimulainya aktivitas perkantoran di Jakarta di tengah masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Ilustrasi aktivitas warga Jakarta, Senin (16/5). PSBB Transisi disebut membuat masyarakat terlena, seakan sudah terbebas dari Covid-19, sehingga bisa memicu lonjakan kasus positif. (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra menilai PSBB Transisi DKI Jakarta selama hampir dua pekan berjalan tidak efektif dan berpotensi meningkatkan kasus positif virus corona (Covid-19).

Menurut dia PSBB Transisi berpeluang membuat masyarakat merasa bebas dari Covid-19. Warga pun kembali beraktivitas seperti biasa. Kepatuhan terhadap protokol kesehatan berpotensi diabaikan.

"Padahal kita masih 'berselancar' di gelombang pertama belum sampai puncak kasus, semestinya PSBB ini diperketat," kata Hermawan melalui telepon pada CNNIndonesia.com, Senin (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivitas warga dalam beberapa hari terakhir memang terus meningkat. Warga mulai memadati beberapa kawasan di sekitar DKI Jakarta.

Tempat wisata seperti kawasan Puncak Bogor bahkan sempat mengalami kemacetan parah pada akhir pekan lalu akibat lonjakan warga yang berkunjung ke sana.

Sejumlah ruas jalan di Jakarta juga terpantau ramai sejak Gubernur DKI Anies Baswedan menerapkan PSBB transisi. Di sejumlah stasiun KRL pun mulai terpantau antrean calon penumpang.

"Untuk pemerintah DKI, kami sangat menyayangkan (kebijakan) terlalu longgar, padahal kami berharap DKI menjadi contoh sukses penanganan Covid-19," ucapnya.

Menurut dia lonjakan aktivitas warga itu mengindikasikan PSBB Transisi tidak efektif dan bisa meningkatkan jumlah kasus positif corona.

Kekhawatiran Hermawan bukannya tak berdasar. Menurut data tiga hari terakhir, tercatat pertambahan kasus rata-rata 1.000 per hari.

Pada Jumat (12/6) tercatat pertambahan kasus sebanyak 1.111, Sabtu (13/6) pertambahan kasus 1.014 dan Minggu (14/6) bertambah 857.

"Untuk pemerintah DKI, kami sangat menyayangkan (kebijakan) terlalu longgar, padahal kami berharap DKI menjadi contoh sukses penanganan Covid-19," ucap Hermawan.

Dia melanjutkan bahwa konsep transisi menuju new normal belum tepat diterapkan saat ini. Pemerintah seharusnya fokus memperketat PSBB. Apalagi, Indonesia belum mencapai puncak kasus Covid-19.

"Jadi timing-nya (melonggarkan PSBB) masih belum tepat," katanya. (mln/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER