Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta pedagang mematuhi aturan ganjil genap toko di pasar jika ingin tetap berjualan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Menurut Anies, ganjil genap toko merupakan satu-satunya cara agar pedagang tetap bisa berjualan dan sebagai upaya mencegah penularan virus corona.
"Harus ganjil genap, karena memang saat ini kapasitasnya hanya boleh 50 persen demi keselamatan pedagang," ujar Anies saat ditemui di kawasan Stasiun Sudirman, Rabu (17/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang telah menetapkan aturan bagi pedagang pasar untuk beroperasi secara ganjil genap selama masa PSBB transisi. Ini untuk mencegah penyebaran virus corona di pasar.
![]() Insert Status Pasien Risiko Virus Corona |
Menurutnya, saat ini pasar di Jakarta menjadi pusat penyebaran virus corona. Data terakhir dari Pasar Jaya pekan lalu ada 52 pedagang yang terpapar virus corona di sejumlah pasar di Jakarta.
Oleh karena itu, menurut Anies, kebijakan ganjil genap toko di pasar semata demi keselamatan para pedagang maupun pembeli. Ia pun menegaskan, para pedagang untuk mengikuti kebijakan itu atau dilarang berjualan sama sekali.
"Pilihannya adalah ganjil genap sekarang atau tidak buka sama sekali. Kalau mau ganjil genap kita buka sekarang. Kalau tidak, tidak buka dan mereka pilih ikut," tuturnya.
Selain kebijakan ganjil genap, selama penerapan PSBB transisi pasar diwajibkan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang berlaku. Di antaranya, para pedagang diwajibkan menggunakan masker serta mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.
Protokol kesehatan tak hanya wajib dipatuhi bagi pedagang, tetapi juga para pengunjung atau pembeli. Di depan pintu masuk utama petugas akan meminta pengunjung untuk mencuci tangan dan melakukan pengukuran suhu tubuh.
(ain/dmi/ain)