Epidemiolog: Tingkat Serangan Corona Surabaya Naik 75 Persen

CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2020 17:36 WIB
Petugas melakukan penyekatan di pos pemeriksaan Bundaran Waru, Surabaya, Jawa Timur, Senin (25/5/2020). Pada hari terakhir pelaksanaan PSBB tahap kedua Surabaya yang bertepatan dengan hari kedua Idul Fitri 1441 H, petugas gabungan meminta sejumlah pengendara yang akan masuk Kota Surabaya untuk berputar balik disebabkan tidak mengenakan masker, melebihi jumlah 50 persen kapasitas penumpang kendaraan bermotor dan tidak mempunyai urusan penting atau mendesak. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj.
Ilustrasi PSBB Surabaya. (Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Surabaya, CNN Indonesia --

Tingkat serangan atau attack rate Covid-19 disebut meningkat 75 persen di hari terakhir masa transisi di wilayah Surabaya Raya, yakni Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik.

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan kenaikan itu dibandingkan dengan angka Corona pada saat PSBB Surabaya Raya yang dihentikan dua pekan lalu.

"Attack rate di Surabaya mengalami peningkatan 75 persen. Jika ketika PSBB, attack rate-nya 90 per 100.000 penduduk maka ketika masa transisi naik jadi 150,7 per 100.000," ujar dia, kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, kata dia, ada 150 orang tiap 100.000 penduduk di Surabaya yang terinfeksi Corona. Angka itu, membuat Surabaya menjadi daerah dengan attack rate tertinggi dibanding kota-kota lain di Indonesia.

"Surabaya tertinggi se-Indonesia. Artinya tiap 100 ribu penduduk, 150 orang lebih terinfeksi. Itu masih puncak gunung es," katanya.

Sedangkan attack rate di dua daerah di Surabaya lain, yakni Sidoarjo 48,7 per 100.000, Gresik 30,9 per 100.000. Sementara Jatim secara keseluruhan 22,3 per 100.000.

"Semuanya naik pada transisi ini, tapi yang paling tajam Surabaya," kata Windhu.

Tak hanya itu, case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian di Surabaya Raya juga terpantau masih naik. Windhu mengungkapkan di Surabaya saja angka kematian mencapai 7,8 persen. Angka bahkan lebih tinggi dari nasional yang mencapai 5,6 persen.

"CFR di Surabaya masih tinggi 7,8 persen, lebih tinggi nasional Jatim juga 7,8 persen, Gresik 9,9 persen, Sidoarjo 7,8 persen," kata dia.

Kematian yang tinggi itu, kata Joni, adalah buah dari peningkatan kasus positif Virus Corona yang menyebabkan rumah sakit kelebihan kapasitas.

"Angka kematian masih tinggi, karena rumah sakit tidak bisa menampung, meninggal, karena tidak terawat dengan optimum. Sebetulnya angka kematian Covid-19 di dunia itu 4 persen, tidak tinggi. Asalkan terawat," katanya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, kasus positif Virus Corona di Surabaya per Minggu (21/6) tercatat ada 4.628, Sidoarjo 1.195 kasus dan Gresik 466 kasus.

(frd/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER