Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur bakal kembali menggelar aksi di Surabaya, Kamis (16/7) siang nanti. Tuntutannya masih sama, menolak RUU Cipta Kerja dan RUU lain dalam klaster Omnibus Law.
Juru bicara Getol, Habibus Shalihin mengatakan aksi ini bakal diikuti sekitar dua sampai lima ribu massa dari berbagai elemen seperti buruh, mahasiswa, dan petani di Jatim.
"Dari teman-teman buruh, petani dan mahasiswa, kami konsolidasi semua elemen yang dirugikan berbagai RUU dalam Omnibus Law ini," kata Habib, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksi nanti ada sejumlah tuntutan yang dilayangkan pihak Getol. Antara lain menolak tegas seluruh RUU dalam klaster Omnibus Law. Mereka juga mendesak mendesak DPR menghentikan pembahasannya.
"Kami dengan tegas monolak semua klaster Omnibus Law yang merugikan rakyat, dan menuntut DPR RI menghentikan pembahasannya," kata Habib.
Getol juga mendesak pemerintah untuk membatalkan UU Minerba yang dianggap telah menghancurkan kehidupan rakyat. Mereka juga meminta negara mewujudkan reforma agraria sejati dan selesaikan konfliknya.
Tak hanya itu, Getol juga menuntut pemerintah bertanggungjawab atas PHK yang terjadi selama masa pandemi ini.
"Menuntut tanggung jawab negara atas banyaknya buruh yang dirumahkan dan tidak mendapatkan gaji, tidak mendapat THR serta pemutusan BPJS ketenagakerjaan sepihak oleh perusahaan selama masa pandemi," katanya.
Mereka juga menuntut digratiskannya aneka test Covid-l9 salah satunya rapid test dan biaya perawatan untuk seluruh lapisan masyarakat yang terdampak.
Kemudian, mereka juga meminta negara segera memenuhi hak-hak tenaga kesehatan, upah dan tunjangan sesuai ketentuan Undang-undang.
"Wujudkan sistem kesehatan nasional yang berbasis rakyat, gratis dan bermutu. Wujudkan pendidikan bervisi kerakyatan, ilmiah demokratis dan gratis," ujarnya.
Habib mengatakan, massa akan berkumpul di tiga titik, di antaranya di Bundaran Waru, Kebun Binatang Surabaya, dan Tugu Pahlawan.
"Kami memilih titik kumpul di Bundaran Waru, KBS, dan Tugu Pahlawan. Kami akan long march Waru-KBS-Tugu Pahlawan," ujarnya.
Ia menambahkan, massa aksi juga akan tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti menjaga jarak dan memakai alat pelindung diri (APD) seperti masker. Hal itu untuk menghindari risiko penularan corona (Covid-19).
"Protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah juga pasti kami terapkan. Jaga jarak dan juga pemakaian APD serta masker, sudah dipersiapkan," kata dia.
(frd/osc)