Pangdam V Brawijaya, Jawa Timur Mayjen TNI Widodo Iryansyah mengatakan ada sejumlah rumah sakit yang memiliki alat bantu pernapasan ventilator tetapi tak mampu mengoperasikannya terhadap pasien virus corona (Covid-19).
Widodo mengatakan hal itu adalah salah satu sebab mengapa angka kematian di Jawa Timur belum bisa ditekan dengan optimal.
"Tadi pagi kami rapat dengan dr Krisna, ternyata ada beberapa penyebab yang membuat angka kematian kita belum bisa ditekan. Di antaranya beberapa rumah sakit ini punya ventilator tetapi, ventilatornya tidak ada yang mengamati," kata Widodo, di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada ventilator di rumah sakit ini, ada, tapi tidak ada yang bisa mengoperasionalkan, ini temuan baru," tambahnya.
Widodo tak merinci rumah sakit yang dimaksud. Jumlah rumah sakit yang tak bisa mengoperasikan ventilator pun tidak dia beberkan.
Dia hanya mengatakan bakal meminta bantuan kepada Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan sejumlah universitas lainnya untuk memberikan bantuan ahli yang menguasai pengoperasian ventilator.
"Sehingga kita nanti bekerja sama dengan salah satu rumah sakit, mungkin nanti bisa dari Unair, atau dari universitas lainnya, minta untuk segera bagaimana cara mengoperasikan ventilator, karena ventilator cukup efektif untuk menyembuhkan pasien ini," ujarnya.
Jumlah RS Rujukan di Jatim sendiri hingga saat ini tercatat sebanyak 99 RS. Semua RS tersebut sebagai rujukan pasien Covid-19.
Kasus kumulatif positif virus corona di Jatim saat ini mencapai 18.828 per Selasa (21/7), bertambah 283 dari catatan sebelumnya. Dari jumlah itu pasien yang masih dirawat hingga kini ada sebanyak 7.302 atau 40,21 persen.
Dari 18.828, ada 10.065 orang dinyatakan sembuh dan 1.461 meninggal dunia.