Rocky Gerung: Djoko Tjandra Sebetulnya Bully Joko Widodo

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jul 2020 19:04 WIB
Peneliti Rocky Gerung menyebut Djoko Tjandra telah menguji Presiden Jokowi yang ingin memberantas korupsi hingga membenahi birokrasi
Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) Rocky Gerung. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) Rocky Gerung menilai Djoko Tjandra telah berhasil mem-bully dan melecehkan Presiden Joko Widodo, dalam kasus perjalanan buronan kasus hak tagih (cessie) Bank Bali itu ke Indonesia yang terdeteksi aparat.

Menurut Rocky, Djoko Tjandra telah menguji kapasitas Jokowi yang ingin membersihkan korupsi, menegakkan birokrasi, hingga meritokrasi kepolisian.

"Terus Djoko Tjandra bilang 'coba gue uji'. Jadi dia nge-prank Joko yang lain. Dilecehkan," kata Rocky dalam acara Sarasehan Kebangsaan yang mengangkat tema 'Balada Joko Tjandra: Puncak Gunung Es Penegakan Hukum Indonesia' yang berlangsung secara daring, Kamis (23/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaan Djoko Tjandra di Indonesia tak terdeteksi aparat. Kasus ini akhirnya mendapat sorotan luas, tak hanya dari masyarakat Indonesia. 

Rocky mengaku membaca Asia Week yang disebutnya memasang judul 'How to Rob a Bank And Getaway In Indonesia, (Bagaimana Cara Merampok Bank di Indonesia Lalu Melarikan Diri).

"Asia Week, jurnal yang sangat berpengaruh sekarang di Asia dan impaknya pada internasional mengatakan, 'gini loh cara merampok bank di Indonesia'. Gampang betul. Enggak ketahuan, fly, pergi. Dan masih bisa dadadada itu....," ujar Rocky.

"Jadi, Djoko Tjandra mem-bully Joko Widodo, sebetulnya. Dua Joko yang punya persoalan sekarang dalam politik ini. Jadi kita musti tagih konsistensi dari Joko yang lain, bukan sekadar Djoko Tjandra," imbuhnya.

Rocky melanjutkan penjelasannya. Menurut dia persoalan saat ini tak sekadar Djoko Tjandra seorang kriminal.

Menurutnya, Djoko Tjandra hanya memanfaatkan ruang-ruang gelap kriminalitas yang disediakan oleh negara.

"Bahwa Djokto Tjandra memanfaatkan gorong-gorong kriminal yang disediakan oleh negara karena moral hazard," ujarnya.

Kasus Djoko Tjandra, menurut Rocky, juga disebabkan persoalan kebijakan politik hukum yang dibuat politisi rezim hari ini.

Buron Djoko Tjandra mendapatkan sorotan publik setelah berhasil menerobos Indonesia tanpa terdeteksi aparat.

Baru-baru ini terbongkar bahwa keberadaan Djoko Tjandra di Indonesia buah kerja sama dengan sejumlah jenderal polisi di Bareskrim Mabes Polri.

Jejaknya di Indonesia diketahui dimulai pada 8 Juni 2020. Kala itu, ia mengurus e-KTP di Kelurahan Grogol Selatan, Jakarta sebagai seyarat mendaftar PK.

Selanjutnya, Djoko Tjandra disinyalir melakukan perjalanan dari Jakarta ke Pontianak pada 19 hingga 22 Juni 2020 setelah mendapatkan surat jalan dari Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo.

Sehari berselang, Djoko Tjandra diketahui telah mendapatkan paspor yang diterbitkan Kantor Imigrasi Jakarta Utara. Djoko Tjandra juga diketahui telah mengajukan PK.

Saat ini Djoko Tjandra ditengarai telah berada di Kuala Lumpur. Namun, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur menyatakan belum memiliki informasi terkait keberadaan Djoko Tjandra

(wis/mts/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER