26 Dokter Sultra Positif Corona, Mayoritas Tertular di UGD

CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2020 14:46 WIB
Sebagian besar dokter yang terinfeksi corona sudah dinyatakan sembuh. Para dokter banyak tertular saat merawat pasien di UGD.
Ilustrasi dokter menanganai pasien terinfeksi virus corona. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 26 dokter di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dilaporkan terinfeksi virus corona sejak pandemi covid-19 berlangsung Maret 2020.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, La Ode Rabiul Awal merinci dokter yang paling banyak terinfeksi ada di Kota Kendari sebanyak 11 orang. Kemudian di Baubau ada 4 dokter yang terpapar, Kolaka Utara 3 orang, Kolaka 3 orang, Buton 4 orang dan Bombana 1 orang.

"Namun sebagian besar sudah dinyatakan sembuh," kata Rabiul Awal tanpa merinci jumlah doker yang sembuh, Senin (17/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut tambahan kasus yang terinfeksi corona terjadi di Kota Kendari yakni salah satu dokter senior ahli kandungan, dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari dan dokter di Puskesmas Abeli.

Menurut Rabiul, mayoritas yang terinfeksi ini adalah dokter yang bertugas di ruang unit gawat darurat (UGD).

"Jadi bukan dokter yang bertugas di ruang isolasi," kata dia.

Selain dokter, sudah ada ratusan tenaga Kesehatan baik dari perawat maupun bidan yang terinfeksi virus corona. Hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit atau puskesmas bisa menjadi klaster baru penularan.

Ia menyebut banyaknya kasus dokter maupun perawat atau bidan yang terinfeksi di Sultra karena diduga kontak langsung dengan pasien saat masuk UGD. Sebab, banyak pasien yang mengeluh sakit, belakangan setelah dilakukan rapid test dinyatakan reaktif dan diswab hasilnya positif virus corona.

"Ini banyak terjadi di beberapa puskesmas kita," jelasnya.

Rabiul menyebut pihaknya tengah menyusun protokol perlindungan tenaga kesehatan baik dokter maupun tenaga kesehatan lainnya.

"Dalam satu dua hari ini akan kami tembuskan ke pemerintah. Nanti apakah dilakukan swab setiap pekan tergantung tingkat risikonya," katanya.

Protokol ini, lanjut dia, sebagai acuan pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga medis yang makin hari terus bertambah. Selain itu, tes swab berkala juga ini sebagai upaya memutus rantai penularan.

(pnd/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER