Sedikitnya 22 orang yang merupakan kontak erat mendiang Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin atau Cak Nur, menjalani pemeriksaan tes swab polymerase chain reaction (PCR).
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman mengatakan tes swab itu dilakukan di GOR Sidoarjo, hari ini, Senin (24/8). "Hari ini tes swab ke 22 orang kontak erat almarhum," kata Syaf saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Syaf mengatakan tes swab itu dilakukan kepada sopir, ajudan, juru masak, anak hingga sejumlah pejabat yang mendampingi Cak Nur ke Jakarta beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sopir, ajudan, juru masak, anak, dan pejabat yang mendampingi kunjungan ke Jakarta," ujarnya.
Syaf tak membeberkan siapa saja pejabat yang mendampingi Cak Nur saat berkunjung ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Benny Irwan pun menyatakan pihaknya melakukan pengetesan swab terhadap para pejabat di Ditjen Pemerintahan Desa, Kemendagri usai Cak Nur wafat akibat positif virus corona.
"Terutama kepada individu atau pihak-pihak yang melakukan kontak atau komunikasi langsung dengan almarhum pada saat konsultasi. Beberapa pejabat dan staf terkait sudah melakukan check kesehatan melalui Rapid Test dan Swab Test. Sudah ada 3 orang pejabat yang swab test," kata Benny kepada CNNIndonesia.com.
Benny mengungkapkan belasungkawa atas kepergian Cak Nur akibat Covid-19. Ia menjelaskan kunjungan kerja Nur ke Kemendagri kala itu dalam rangka konsultasi penyelenggaraan Pilkades serentak di Kabupaten Sidoarjo.
Benny menyatakan pihaknya sudah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruang kerja di Bina Pemerintahan Desa usai mendengar kabar tersebut.
Dia turut mengingatkan kepada seluruh ASN di lingkungan Kemendagri tetap mematuhi protokol kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19. "Intinya, Ditjen Bina Pemerintahan Desa telah mengambil langkah-langkah pencegahan penularan lebih lanjut," kata dia
Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan mengungkapkan Cak Nur sebelum meninggal sempat melakukan kunjungan ke Kemendagri, di Jakarta,
Hal itu dilakukan Cak Nur, Selasa, 18 Agustus lalu. Kunjungan tersebut, kata Atok, berkaitan dengan koordinasi Pemkab Sidoarjo dan Kemendagri terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)
"Selasa (18/8) pagi berangkat, dan Rabu (19/8) balik. Ada acara konsultasi ke Kemendagri terkait Pilkades," kata Atok, saat dikonfirmasi, Minggu (23/8).
Padahal berdasarkan catatannya, almarhum telah mengalami gejala klinis corona, seperti batu, pilek dan demam, sejak 10 Agustus lalu. Sebelum Cak Nur berangkat ke Jakarta.
"Gejala mulai batuk, pilek, panas, sejak 10 Agustus. Jadi bukan karena dari Jakarta," katanya.
Pada 19 Agustus, sesampainya Cak Nur di Sidoarjo, Atok mengatakan pihaknya pun langsung memeriksa kondisi Cak Nur, melalui foto toraks dan rapid test serologis. Hasilnya ia disebut menderita pneumonia namun nonreaktif. Cak Nur menolak dirawat di rumah sakit.
Kondisi Cak Nur, ternyata makin memburuk, pada Sabtu (22/8) ia pun dirujuk ke rumah sakit. Dan hasil pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) Cak Nur dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Sabtu sore, Cak Nur dinyatakan meninggal dunia. Ia dimakamkan di kampung halamannya, tepatnya di tempat pemakaman Islam di Desa Janti, Sidoarjo, Jawa Timur, dengan menerapkan protokol kesehatan.
.
(gil/frd/gil)