Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman meminta masyarakat tidak perlu khawatir kepada anggota TNI. Hal ini dia sampaikan usai kerusuhan di Polsek Ciracas yang diduga dipicu oleh provokasi seorang prajurit TNI.
Dari kerusuhan itu, diketahui setidaknya ada 76 warga sipil yang turut menjadi korban.
"Kemudian yang kedua bagaimana pemulihan secara psikologi masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir, tidak perlu khawatir ke kami TNI," kata dia saat memberikan uang ganti rugi dan santunan kepada para korban di Koramil 05/Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu hanya segelintir orang saja. Kami sangat dekat dengan masyarakat," lanjut dia.
Menurut Dudung, TNI harus menjadi contoh dalam pelopor mengatasi kesulitan masyarakat, adapun peristiwa kerusuhan itu, kata dia, karena oknum prajurit yang tidak memegang teguh amanah dari masyarakat.
"Akibatnya, seperti ini hanya menerima informasi yang tidak jelas kemudian tanpa kendali, di luar kontrol, sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya," ucap dia.
![]() |
Polsek Ciracas, Jakarta Timur diserang oleh sekitar 100 orang tak dikenal pada Sabtu (29/8) dini hari. Sebagian di antaranya adalah prajurit TNI AD.
Seorang warga, Rabib, trauma dengan insiden kerusuhan di Markas Polsek Ciracas. Mobil yang dikendarai diadang massa, kemudian dirusak menggunakan linggis, besi dan benda tumpul lainnya. Ponselnya dirampas. Dia bahkan ditodong pistol.
Penyerangan itu diketahui bermula dari hoaks prajurit TNI yang bertugas di Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad) bernama Prada Muharman Ilham (MI) yang mengaku dikeroyok.
Setelah ditelusuri, ternyata Prada MI mengalami kecelakaan tunggal dan tidak mengalami pengeroyokan yang memicu penyerangan tersebut. Prada MI mengalami kecelakaan tunggal akibat tidak konsentrasi dan tidak dapat mengendalikan motornya saat akan menyalip motor yang ada di depannya.
"Ditemukan bahwa prajurit MI telah menghubungi 27 rekannya soal hoaks dirinya mengalami pengeroyokan," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangannya kemarin, Minggu (30/8).
Sebanyak 31 anggota TNI AD yang terlibat dalam insiden tersebut telah diperiksa. Dari jumlah itu, 12 orang di antaranya ditahan di Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya), Guntur, Jakarta. Sedangkan 19 personel TNI AD lainnya masih dalam proses pemeriksaan.
(yoa/pmg)