Tujuh orang menjadi korban luka dalam bentrokan yang terjadi antara Suku Nafri dan Suku Enggros karena permasalahan hak tanah, di Jayapura, Papua, pada Kamis (10/9) sore.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan kejadian bermula sekitar pukul 15.00 WIT, saat masyarakat dari suku Enggros memalang salah satu poros Jembatan Youtefa dengan spanduk klaim tanah.
Lantaran tidak terima, warga dari kampung Nafri mendatangi lokasi dan meminta agar palang tersebut dilepas. Mereka pun mempertanyakan alasan dari kelompok Enggros melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian warga Kampung Enggros secara spontan langsung melakukan penyerangan kepada beberapa warga Kampung Nafri yang berada di lokasi tersebut, yang mengakibatkan 5 korban luka dari warga Kampung Nafri," kata Kamal dalam keterangan resmi, Jumat (11/9).
Dia mengatakan pertikaian itu kemudian menyulut warga dari kampung Nafri mendatangi lokasi kejadian. Mereka mencoba melakukan aksi balasan sehingga membuat keributan antarwarga.
Menurut keterangan polisi, aksi balasan itu mengakibatkan setidaknya ada 10 pondok wisata serta dua mobil di lokasi dirusak dan dibakar.
Satu jam kemudian, aparat kepolisian dari Polresta Jayapura Kota baru dapat tiba di lokasi untuk memecah konsentrasi massa. Setidaknya ada 42 personel dari pasukan Yonmarhalan Lantamal X diturunkan. Polisi juga mengerahkan dua mobil Baracuda milik Brimobda Papua.
"Korban dari Suku Enggros sebanyak empat dengan mengalami luka-luka, dari Kampung Nafri terdapat tiga orang korban dan kita sudah tangani dengan baik yang sementara nanti akan dirawat di RSAL, Dok II dan RS. Bhayangkara," ujar Kamal lagi.
Menurut Kamal, kejadian itu disulut oleh masalah kepemilikan hak ulayat (penguasaan atas tanah). Kedua kampung bersengketa memperebutkan tanah dan batas wilayah adat sehingga acap kali terjadi perpecahan.
Polisi mengklaim akan melakukan mediasi dan pendampingan terhadap sengketa tersebut sehingga tidak terjadi kembali perpecahan serupa. Pasalnya, akibat bentrokan itu, akses jalan disekitar jalan Trans Jayapura-Koya di Disrik Abepura itu sempat ditutup.
"Untuk situasi pasca kejadian dalam keadaan aman dan kondusif. Personil gabungan TNI/Polri terus melakukan patroli guna mencegah hal-hal yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat," pungkas Kamal.
(mjo/arh)