Demonstrasi penolakan penerapan otonomi khusus (Otsus) Papua jilid II terjadi di halaman kantor Bupati Nabire, Papua, Kamis (24/9). Aparat kepolisian mengawal jalannya aksi tersebut.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Musthofa Kamal mengatakan aparat kepolisian langsung mengarahkan massa aksi ke Polres Nabire setelah Bupati Nabire tak bisa ditemui massa.
"Aparat keamanan mengambil langkah cepat dan terukur agar tidak menimbulkan mobilisasi massa dititik kerawanan dengan mengumpulkan seluruh massa di lapangan Mapolres Nabire," kata Kamal kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/9) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamal mengklaim aparat kepolisian menangkap ratusan peserta demo tolak Otsus jilid II. Ia menyebut polisi hanya meminta mengarahkan massa ke Polres Nabire.
"Enggak ada yang diamankan mereka ke kantor Bupati karena tidak ada bupatinya, mereka ada di beberapa titik langsung diarahkan ke polres," ujarnya.
Kamal menyebut pihaknya melakukan mediasi antara Kapolres Nabire dengan Kepala suku besar D3N Ayub Wonda, kelapa suku Moni, Zother Zonggonau; Kepala Suku Dani, Yopi Murib; Kepala Suku Mee wilayah Mapia, Fabianus Tebay; asisten II, Piter Erari; Plt. Sekda Nabire, Daniel Maipon guna meredam aksi yang dilakukan massa.
"Hasil mediasi antara Kapolres Nabire didampingi para Kepala Suku dan Pemda Nabire disepakati bahwa Polres Nabire mengijinkan massa melaksanakan aksi penyampaian aspirasi di halaman Mapolres Nabire sesuai dengan permintaan massa aksi," katanya.
Dalam tayangan video yang beredar di media sosial, terlihat ratusan orang turun ke jalan menolak otsus Papua jilid II. Juru Bicara Petisi Rakyat Papua (PRP) Victor Yeimo, Pengurus KNPB Emil E. Wakei, dan Direktur LBH Papua, Emanuel Gobay belum merespons konfirmasi terkait dengan peristiwa demo tersebut.
(mjo/fra)