Situs Api Abadi Mrapen Padam, Diduga Bisa karena Galian Sumur

CNN Indonesia
Sabtu, 03 Okt 2020 14:50 WIB
Pengeboran sumur yang menyebabkan kebocoran gas diduga menjadi salah satu penyebab situs api abadi Mrapen padam pada 25 September lalu.
Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10). (ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengeboran sumur sedalam lebih dari 30 meter diduga menjadi salah satu penyebab situs api abadi Mrapen padam pada 25 September lalu.

Pengeboran yang berjarak 200 meter dari situs abadi tersebut diduga menyebabkan kebocoran gas sehingga mengurangi suplai gas methane sebagai bahan bakar api.

Dikutip dari Antara, sumur dibor pada 12 September dan pada 20 September debit gas di situs abadi mengecil, kemudian lima hari setelahnya api padam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga yang bertempat tinggal di sekitar pengeboran sumur mengatakan kedalaman sumur lebih dari 30-an meter. Saat ini dilaporkan warga setempat juga sempat mengalami mual-mual karena mencium bau gas dari sumur.

Hal senada juga disampaikan Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto,

"Kemungkinan memang kedalamannya lebih dari 30 meter karena semburan gasnya cukup besar dan kadungan gas methanenya juga cukup tinggi karena dari hasil pengecekan dengan alat memang lebih dari 100 ppm," ujar Sinung, seperti dikutip dari Antara.

Untuk menghindari potensi ledakan jika gas tersulut api, di lokasi sekitar sumur kini dipasang garis polisi.

Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga meminta penyebab padamnya api situs abadi Mrapen diselidiki oleh Dinas ESDM.

"Mungkin ada gangguan kiri kanannya, bisa jadi ternyata di sebelahnya ada orang yang melakukan tindakan yang mengganggu. Umpama, ada orang menggali di sini, kemudian gasnya bocor ke lubang yang digali itu. Saya minta tim mengecek dan menyelidiki sekaligus melakukan penelitian," ujarnya.

Kalau padamnya api abadi Mrapen itu disebabkan karena aktivitas eksploitasi di sekitarnya, Ganjar meminta tim mengambil tindakan.

Namun, Ganjar tidak menutup opsi api padam dikarenakan suplai gas telah habis.

"Apakah karena cadangan sumber daya yang ada di dalamnya habis atau karena ada pengaruh eksploitasi dari kanan kirinya. Saya minta dilakukan pengecekan," katanya.

Upaya Penyelamatan Situs Api Abadi

Sinung mengatakan saat ini pihaknya tengah mengupayakan penyelamatan situs api abadi Mrapen.

"Kami tengah berupaya mencari langkah-langkah yang tepat agar situsnya tetap terjaga karena selama ini tempat tersebut juga menjadi ritual tahunan umat Buddha pada upacara Hari Raya Waisak," kata Sinung Sugeng.

Ia mengakui sudah menghubungi berbagai pihak, seperti Undip, Akprin Yogyakarta, dan UGM, dan hasilnya mengerucut pada beberapa opsi.

Hanya saja, Sinung belum berani membeberkan sejumlah langkah alternatif yang bisa ditempuh.

Menurut dia, semua alternatif langkah penyelamatan memang berisiko, karena pada tahun 1990-an pernah pula dilakukan upaya pencarian sumber gas metan untuk dialirkan ke lokasi situs agar tetap menyala besar.

Pada saat itu, kata dia, apinya memang tidak padam, tapi debit gasnya mulai berkurang sehingga apinya mulai mengecil. Hal ini akan terjadi ketika ada retakan yang lebih besar.

Ia optimistis tidak kesulitan mencari sumber gas metan di lokasi, terutama karena masih banyak potensi gas, jika dilihat dari peta gas dari rekanan PT Pertamina yang pernah mengerjakan blok barat Purwodadi sampai Mranggen.

Hanya saja, terdapat retakan yang perlu diwaspadai masyarakat.

Ia juga meminta masyarakat tidak melakukan pengeboran dengan kedalaman lebih dari 30 meter untuk mendapatkan air bersih.

Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.

Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya seperti Pekan Olahraga Nasional dan upacara Peringatan Hari Raya Waisak.

(antara/vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER