Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin angkat bicara memberikan penjelasan soal polemik Ketua DPR Puan Maharani mematikan mikrofon anggota fraksi Partai Demokrat dalam Rapat Paripurna pengesahan Rancangan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker).
Azis mengaku sempat berbisik ke Puan agar tidak terjadi suara ganda dalam ruang rapat paripurna karena tidak bisa mendengar suara yang lainnya.
"Saya berbisik kepada Ibu Ketua [Puan] supaya tidak doubling ke saya. Ibarat main zoom meeting antara laptop satu laptop yang lain sama-sama suaranya dibuka, kan voice-nya ganggu. Jadi saya enggak bisa dengar pembicaraan orang," ucap Azis kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Azis tidak menjawab secara lugas saat ditanya apakah dirinya yang meminta Puan untuk mematikan mikrofon anggota Fraksi Demokrat. Ia hanya mengaku meminta agar tidak ada suara yang mengganggu dalam rapat paripurna.
"Permintaan saya, supaya enggak ganggu. Tadi saya contohkan, saya nyalain zoom meeting suaranya keluar, anda nyalain zoom meeting suaranya keluar, sound-nya doubel," ucap Waketum Partai Golkar itu.
Azis menyampaikan bahwa mikrofon anggota dewan akan mati secara otomatis setelah menyala selama lima menit. Menurutnya, hal tersebut telah diatur dan disepakati seluruh anggota dewan di dalam Tata Tertib DPR.
"Kalau mik-nya mati itu di dalam tata tertib setiap lima menit mik otomatis mati. Diatur di dalam tata tertib disahkan dalam rapat paripurna 2 April 2020," ucap Azis.
Agenda rapat paripurna pengesahan RUU Ciptaker yang dipercepat jadi Senin (5/10) diwarnai drama mikrofon di tengah panasnya pembicaraan tingkat II tersebut.
Drama ini melibatkan Puan dan Azis dengan sejumlah anggota DPR dari Fraksi NasDem, Demokrat, serta PKS.
Polah Puan dan Aziz dalam rapat paripurna yang ditayangkan langsung itu pun ditangkap netizen yang lalu menjadikannya sindiran terhadap ambisi pemerintah dan DPR ingin mengesahkan Omnibus Law RUU Ciptaker jadi undang-undang.
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar membantah Puan sengaja mematikan mikrofon Fraksi Partai Demokrat.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Irwan menilai tindakan Puan yang mematikan mikrofonnya merupakan ancaman demokrasi.
"Ini ancaman buruk bagi demokrasi ke depan, apalagi hak berpendapat di parlemen dijamin oleh UU," kata Irwan kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/10).
(mts/gil)