Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan pihaknya terus melakukan patroli untuk mencegah massa yang akan melakukan demonstrasi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jakarta.
Selain patroli, kata Yusri, pihaknya juga terus melakukan upaya preemtif dengan memberikan imbauan untuk tak melakukan aksi unjuk rasa.
"Ya preventif kita melakukan pencegahan dengan patroli, dan ingatkan lagi sambil berjalan untuk tidak demo sebagai bagian upaya preemtif," kata Yusri saat dihubungi, Kamis (8/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Yusri, jika masih ada ada massa yang mencoba turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi, pihaknya telah menyiapkan personel untuk melakukan pengamanan.
Diketahui, ada sebanyak 9.346 personel gabungan TNI, Polri, hingga pemerintah daerah yang telah disiapkan hari ini.
"Kita kan sudah antisipasi, kita sudah siapkan pengamanan, kita imbau mereka itu sebaiknya tidak usah demo," ucap Yusri.
Yusri menuturkan sejauh ini ada beberapa kelompok yang mencoba menyusupi agenda demo tersebut untuk melakukan kerusuhan. Salah satunya kelompok anarko sindikalis.
"Ada yang menyusup-menyusup ini yang mau coba bikin riak, anarko sama STM inilah, anak-anak sekolah itulah yang mereka terprovokasi dengan media sosial," tuturnya.
![]() |
Lebih lanjut, Yusri menyampaikan bahwa upaya antisipasi dan pencegahan aksi demonstrasi dilakukan dalam rangka mencegah munculnya klaster baru penularan Covid-19. Pengumpulan massa membuat risiko penularan menjadi tinggi.
"Makanya salah satu upaya kita untuk mengedukasi mereka preemtif, imbauan supaya jangan sampai terjadi penyebaran," ujarnya.
Hari ini diketahui sejumlah massa dari kalangan buruh, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya berencana melakukan demonstrasi di depan Istana Negara Jakarta.
Aksi demonstrasi ini merupakan buntut pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR pada Senin (5/10) lalu. Elemen buruh dan mahasiswa menolak peraturan tersebut karena dinilai menguntungkan investor dan merugikan rakyat kecil.
Setidaknya aksi massa ini telah berlangsung di sejumlah daerah, seperti Bandung, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Semarang, Yogyakarta, Makassar, dan sejumlah daerah lain sejak Senin dan Selasa kemarin.
Sejak kemarin aparat kepolisian telah menangkap sekitar 200 orang yang hendak menggelar demo. Polisi menuding ratusan orang tersebut dari kelompok anarko sindikalis.
Ratusan orang itu diamankan di berbagai wilayah, antara lain di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil pemeriksaan, mereka mendapat informasi ajakan untuk berdemo dari media sosial.
(dis/bmw)