Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menerangkan bahwa seorang cleaning service bernama Joko Prihatin yang memiliki saldo rekening sebesar Rp100 juta tidak berkaitan dengan insiden kebakaran gedung Kejaksaan Agung RI.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Ferdy Sambo mengungkapkan kesimpulan itu didapat usai penyidik melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap Joko, termasuk mengecek rekeningnya.
"Kami periksa mendalam (Joko Prihatin). Buka rekeningnya, kami cek. Ternyata jumlah total yang sekian banyak itu melalui proses panjang, sehingga tak ada hal-hal yang mencurigakan," kata Sambo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun mengatakan bahwa penyidik juga telah menelusuri serangkaian transaksi yang dilakukan oleh cleaning service tersebut. Hasilnya, kata dia tidak ada hal yang mencurigakan.
"Pasti kita semua berpikir, kok dia bisa dapat duit banyak kenapa? Ini semua kami sisir," ujarnya.
Sebagai informasi, cleaning service itu dikaitkan dengan insiden kebakaran oleh Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan dalam rapat dengar pendapat bersama dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan jajarannya.
Arteria meminta klarifikasi lantaran juga memiliki akses langsung ke lantai 6 Gedung Utama Kejagung, yang kebetulan menjadi titik awal kebakaran.
Selain itu, Arteria juga mengatakan bahwa terdapat informasi bahwa cleaning service itu selalu didampingi oleh anak buah dari mantan Jaksa Agung Muda (JAM) dalam setiap pemeriksaannya.
Joko pun sempat beberapa kali diperiksa penyidik sebagai saksi dalam kasus itu.
Dalam kasus ini, setidaknya ada delapan orang tersangka yang dijerat karena kelalaiannya membuat markas utama Korps Adhyaksa itu terbakar hebat. Mereka terdiri dari dari beragam profesi seperti kuli bangunan, mandor hingga pejabat pembuat komitmen (PPK) di institusi Kejaksaan Agung dan Direktur Utama PT APM.
(mjo/evn)