Situasi Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Surabaya memanas. Massa mahasiswa dan masyarakat mulai menjebol kawat berduri dan pagar Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Pagar mulai dijebol pukul 13.50 WIB, Kamis (8/10) siang. Tak hanya itu massa juga melakukan lemparan botol dan alas kaki ke arah Grahadi.
"Tugasmu mengayomi, tugasmu mengayomi, pak polisi, pak polisi, jangan ikit kompetisi," kata massa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, usai menjebol gerbang Grahadi, massa kini tertahan di depan. Sebab sisi dalam dijaga ketat oleh ratusan Polri dan TNI.
"DPR jancok, DPR jancok, DPR jancok," kata massa.
Massa mahasiswa, pelajar dan kelompok masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, diketahui sudah berdatangan di depan Gedung Negara Grahadi sejak siang.
Pantauan CNNIndonesia.com, mereka datang lebih dulu ketimbang massa dari serikat buruh. Sampai di lokasi, mereka kemudian menaiki depan dan atap mobil water canon milik polisi yang telah terparkir di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.
"Tugasmu mengayomi, tugasmu mengayomi, pak polisi, pak polisi, jangan ikut kompetisi," teriak mereka.
Salah seorang, pelajar SMA Negeri 8 Surabaya yang turut dalam aksi tersebut, Milan, mengaku sengaja mengikuti aksi ini karena tergerak dan prihatin melihat nasib orang tuanya yang juga buruh.
"Orang tua saya buruh, saya kasihan liat orang tua saya," ucap Milan, kepada CNNIndonesia.com.
Para mahasiswa dan pelajar nampak juga membentangkan baner serta poster bernada penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja.
(frd/gil)