Kronologi Area Kampus Unisba Ditembaki Gas Air Mata Polisi

CNN Indonesia
Jumat, 09 Okt 2020 19:50 WIB
Kepala Keamanan Kampus Unisba menceritakan ihwal penembakkan gas air mata ke arah lingkungan pendidikan tersebut, serta oknum polisi pukul satpam.
Salah satu petugas keamanan Unisba menunjukkan lubang di jendela kampus tersebut yang ditembus gas air mata polisi. (CNN Indonesia/ Huyogo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pihak Universitas Islam Bandung (Unisba) melaporkan dugaan kasus aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke dalam kampus di pusat Kota Bandung, Jawa Barat, tersebut.

Kejadian tersebut sebagai buntut dari aksi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker). Bukan hanya menembakkan gas air mata, pun terekam salah satu oknum polisi pukul satpam Unisba.

Awalnya, aksi ribuan mahasiswa dalam menolak Omnibus dilakukan di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Rabu (7/10). Namun, pada petang hari aksi demonstrasi berakhir ricuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bentroknya mahasiswa dengan aparat kepolisian terjadi setelah massa aksi merobohkan gerbang depan gedung DPRD Jabar dan memaksa masuk ke dalam gedung. Namun, aksi tersebut diadang aparat polisi dan Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) dari TNI.

Kemudian para massa aksi yang didominasi mahasiswa bergeser ke kawasan Tamansari dan mencoba memaksa masuk ke Gedung Unisba sebagai tempat evakuasi dan berlindung.

Kampus Unisba sendiri sebenarnya bukan sebagai tempat evakuasi massa. Namun, karena sebagian besar terkena gas air mata, maka para demonstran diperbolehkan masuk area kampus untuk membersihkan wajah.

Kepala Keamanan Kampus Unisba Asep Heri sekaligus saksi pada Rabu malam itu menuturkan, dirinya sedang berada di belakang pos satpam. Sejumlah massa dari mahasiswa yang akan membubarkan diri di depan area kampus kembali merangsek ke dalam. Sebabnya, pihak kepolisian datang kembali ke dekat kampus Unisba.

"Saya lagi di pos satpam sekitar jam 21.30 WIB. Massa tiba-tiba masuk ke dalam. Tak lama setelah itu ada bomb smoke dan gas air mata. Saya lagi berdiri di situ, kaca pecah, enggak tahu karena apa," kata Asep saat ditemui CNNIndonesia.com, Jumat (9/10).

Setelah situasi mereda, Asep menemukan jejak berupa selongsong bekas bom smoke dan gas air mata.

"Bomb smoke jumlahnya satu, gas air mata yang masuk lima ke berbagai penjuru. Barang buktinya sudah kita serahkan ke pihak rektorat," ujar Asep.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di pos satpam Unisba, terlihat kaca jendela yang pecah. Di sana terlihat lubang menganga sekitar 15-20 centimeter.

Selain fasilitas pos satpam, kerusakan juga ada di gedung perkuliahan Unisba Tamansari 1. Di mana salah satu kaca di gedung perkuliahan tersebut pecah.

Pihak Universitas Islam Bandung (Unisba) melaporkan dugaan kasus aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke dalam kampus. Kejadian tersebut sebagai buntut dari aksi penolakan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.Kaca pos satpam Unisba yang pecah karena lontaran gas air mata. (CNN Indonesia/ Huyogo)

Asep menuturkan, kejadian tersebut bermula dari penyerangan aparat ke kampus pada Kamis (8/10) malam. Saat itu, ribuan pedemo berusaha merangsek ke dalam kampus setelah aksi unjuk rasa di DPRD Jabar ricuh.

"Waktu Kamis itu tepat jam 7 malam, ada ribuan pendemo masuk ke sini. Awalnya kita tutup juga supaya mereka tidak masuk, tapi karena kita kalah personel dan tidak mau ambil risiko, mereka akhirnya masuk juga," kata Asep.

Sejumlah aparat yang melihat hal tersebut akhirnya mengambil tindakan ke arah kampus. Sejumlah tembakan gas air mata dilontarkan ke beberapa titik.

"Saya lihat ada tembakan ke beberapa lokasi. Setelah itu saya cek di lantai tiga gedung kacanya pecah. Saya cari barang bukti di ruang perkuliahan tidak ditemukan, lalu saya cari ke bawah ternyata ditemukan dua bomb smoke yang satu pecah dan satu lagi masih utuh. Yang utuh itu yang kena ke kaca," ujar Asep.

Atas tindakan aparat di kampusnya tersebut, Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Edi Setiadi melaporkannya ke kepolisian wilayah.

Dalam surat pengaduan Unisba yang juga dilihat CNNIndonesia.com, Edi menuturkan kampus sedang libur karena pembelajaran dilakukan secara daring. Namun, prihatin atas kondisi di mana DPR mengesahkan omnibus law UU Cipta Kerja, para mahasiswa terdorong untuk melakukan aksi penolakan Omnibus Law.

Kemudian, pada Rabu (7/10), rombongan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang sudah melakukan aksi di depan DPRD Jabar bergerak ke Unisba.

"Mereka memaksa masuk ke Unisba karena menghindari tembakan gas air mata dari polisi. Masuknya mahasiswa ke area kampus di luar kendali kami karena kampus sebenarnya sarana pendidikan yang tidak perlu menerapkan penjagaan personel maupun sarana yang sangat ketat," tutur Edi dalam surat tersebut.

Akan tetapi setelah mahasiswa masuk ke Unisba, lanjut Edi, ada polisi yang menembakkan gas air mata ke dalam kampus. Bahkan terdengar ledakan yang mengarah ke dalam kampus Unisba yang memecahkan kaca pos penjagaan Unisba. Selain itu, di media sosial juga viral setelah menembakkan gas air mata ke arah kampus, oknum polisi pukul satpam Unisba yang mengingatkan ke petugas itu.

"Dengan kejadian tersebut kami mohon pimpinan Polri dapat mengendalikan anggotanya supaya tidak bertindak berlebihan ke area kampus karena itu fasilitas perkuliahan yang bertujuan mencerdaskan bangsa," ujar Edi.

Edi pun berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. Aksi oknum polisi pukul satpam Unisba itu sendiri terekam dan viral di media sosial.

(hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER